Mohon tunggu...
Yuntha Bimantara
Yuntha Bimantara Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Magister, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Asisten Riset Penelitian Mangrove Monitoring Extent Service, What is Controlling Tipping Points? Alumni S1 Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Studi Etnobotani, Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Menjaga Imunitas di Tengah Pandemi

2 Mei 2020   02:32 Diperbarui: 2 Mei 2020   02:48 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun pugun tanoh sebagai obat sakit perut, gula, dan penurun tensi. Juwita (2017) pada penelitiannya
menyatakan tumbuhan pugun tanoh berkhasiat sebagai obat cacing untuk anak-anak, sakit perut (mulas mendadak), malaria, menyembuhkan gatai-gatal dan penyakit kulit lainnya, mengatasi batuk dan rasa sesak di dada, meningkatkan nafsu makan, dan sebagai tonikum untuk menguatkan badan. Tumbuhan ini juga digunakan untuk mengobati demam, infeksi herpes, dan inflamasi.

20. Racun Biang (Rauvolfia serpentina L.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun pule pandak sebagai obat flu dan diare. Haryudin (2013) pada penelitiannya menyatakan bagian
tanaman pule pandak mulai dari akar, batang, dan daun dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akarnya berkhasiat untuk mengobati tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit pinggang, etilepsi, kurang nafsu makan, dan penawar bisa ular atau gigitan serangga. Bagian batang dan daun berkhasiat untuk mengobati influenza, sakit tenggorokan, malaria, tekanan darah tinggi, diare, muntah karena angin, hernia, bisul, dan memar.

21. Salagundi (Vitex trifolia L.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun legundi sebagai obat mata dan masuk angin. Parapat (2014) pada penelitiannya menyatakan daun
legundi berkhasiat sebagai analgesik, antipiretik, obat luka, peluruh kencing, pereda kejang, germicide (pembunuh kuman), batuk kering, batuk rejan, beri-beri, sakit tenggorokan, muntah darah, obat cacing, demam nifas, sakit kepala, TBC, turun peranakan, tipus dan peluruh keringat.

22. Sambung Nyawa (Gynura procumbens Lour)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun sambung nyawa sebagai obat hipertensi dan gula. Putri dan Tjitraresmi (2017) pada penelitiannya menyatakan tumbuhan sambung nyawa bermanfaat bagi kesehatan seperti, antioksidan, antihipertensi, antidiabetes, antikanker, antikbakteri serta mencegah kerusakan pada jaringan dan organ tubuh.

23. Sendep-sendep (Equisetum debile Roxb.)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun greges otot sebagai obat luka dalam. Zaman (2009) pada penelitiannya menyatakan seluruh herba dari tanaman greges otot bermanfaat sebagai obat radang mata, radang usus, influenza, demam, dan hepatitis.

24. Senduduk (Melastoma candidum)

Masyarakat Desa Bingkawan memanfaatkan daun senduduk sebagai obat diare. Novrinawati (2016) pada penelitiannya menyatakan tumbuhan senduduk dapat digunakan sebagai obat disentri, diare, hepatitis, keputihan, sariawan, batuk, luka, antihipertensi, wasir darah, pendarahan rahim dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun