Mohon tunggu...
YUNITA ARDHIYATI
YUNITA ARDHIYATI Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya adalah seorang guru TK ,, saya senang dengan dunia pendidikan, dan saya ingin lebih bermnfaat di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Bahasa melalui Hafalan Surat Pendek Sejak Usia Dini dengan Alat Peraga Speaker Aktif untuk Anak Usia 5-6 Tahun

7 Maret 2024   17:41 Diperbarui: 7 Maret 2024   18:59 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGEMBANGAN BAHASA MELALUI HAFALAN SURAT PENDEK SEJAK USIA DINI DENGAN ALAT PERAGA SPEAKER AKTIF UNTUK  ANAK USIA 5 - 6 TAHUN PADA TAMAN PENITIPAN ANAK PELITA HATI MUNTILAN

 DISUSUN OLEH : YUNITA ARDHIYATI, S.Pd 

 

TAMAN KANAK -- KANAK ISLAM TERPADU PELITA HATI

JALAN PEMUDA BARAT NO 12 A TAMANAGUNG MUNTILAN MAGELANG JAWA TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2017 -- 2018 

 

KATA PENGANTAR

              Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga dengan sebagian kecil nikmat yang telah diberikan-Nya pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan "LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI" dengan lancer dan tidqak ada halangan.

Dengan telah terselesaikannya Laporan ini, penyusun dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang setulus tulusnya kepada yang kami hormati :

  1. Bapak Suhada selaku kepala Yayasan PELITA HATI.
  2. Ibu Santi Sunayah, S.Pd.AUD, selaku kepala TKIT PELITA HATI MUNTILAN yang telah memberi ijin  dan bimbingan
  3. Guru-guru TKIT PELITA HATI MUNTILAN selaku rekan kerja  yang telah membantu kelancaran pelaksanaan Analisis dan penulisan laporan ini.
  4. Peserta didik TKIT PELITA HATI MUNTILAN
  5. Semua pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.

Harapan kami semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

            Penyusun menyadari sepenuh hati bahwa dalam penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Mengajar ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan laporan ini dan laporan-laporan dimasa mendatang.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi penyusun khususnya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dan para pembaca pada umumnya.

                                                                                  Muntilan, 25 November 2017

        Penulis


                                                                                            YUNITA ARDHIYATI

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................viii           

DAFTAR ISI................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian..........................................................1

Fokus Penelitian.........................................................................4

Tujuan Penelitian.......................................................................4

Manfaat Penelitian....................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

  • Deskripsi Teori....................................................................6

             1.   Pengertian Metode Murottal .......................................11

2.    Kemampuan Menghafal Surat-surat

       Pendek dan hubungan dengan kemampuan

       bahasa..........................................................................13

  • Metode-Metode Dalam Pembelajaran Menghafal................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Subyek, Lokasi dan Waktu  Penelitian................................21

Metode Penelitian................................................................24

  • Instrumen Penelitian............................................................29

BAB IV ANALISA DATA

                A. Tabulasi Data......................................................................30

                B. Analisis Data.......................................................................31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan......................................................................... 54 

Saran....................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................57  

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG

Seiring berkembangnya zaman dan majunya teknologi berpengaruh pada cara berpikir dan kesibukan setiap orang, terutama anak usia dini. Banyak dari mereka yang sudah mulai terlena dengan adanya kemajuan iptek, terlebih kontrol dari orang tua yang sangat minim akibat dari kesibukan masing-masing.

Hal tersebut berdampak juga terhadap rasa ingin tahu dan kecintaan seorang anak terhadap Al-Qur'an yang semakin menurun, oleh sebab itu sangat dibutuhkan keseriusan baik dari orang tua, lingkungan sekitar maupun lembaga pendidikan dimana anak itu menghabiskan sebagian waktunya di sekolah untuk saling bekerja sama mengatasi permasalahan ini.

Menjawab permasalahan diatas, dalam makalah ini akan dijabarkan tentang bagaimana pembelajaran Al-Qur'an itu dilakukan serta metode seperti apa yang dapat menunjang menguatnya minat anak terhadap Al-Qur'an.

Anak usia dini sebagai makhluk social yang dalam menjalani kesehariannya tak luput dari berinteraksi dengan sesama teman ataupun orang dewasa untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Anak dapat mengekspresikan apa yang ia pikirkan dengan menggunakan bahasa sehingga orang dewasa dapat menangkap apa yang dipikirkan anak. Menurut Maria Montessori dalam Anita Yus (2014; 7), pendidikan sudah dimulai sejak dini bahkan ketika anak masih bayi dan baru lahir, oleh karena itu anakpun harus dikenalkan pada orang-orang disekitarnya, suara-suara, benda-benda, diajak bercanda dan bercakap-cakap agar mereka berkembang menjadi anak yang sehat dan normal.

B. FOKUS PENELITIAN

             Setelah dilakukan observasi di lembaga PAUD  di salah satu ruang Taman Kanak Kanak Islam Terpadu Pelita Hati maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan  anak yaitu pada Pengembangan Hafalan dengan alat peraga speaker aktif.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menguasai bahasa reseptif (mendengar dan memahami apa yang didengar apa yang didengar) yang meliput

a. memahami perintah

b. menjawab pertanyaan

c. mengikuti urutan peristiwa

  1. Menguasai bahasa ekspresif yang meliputi

a. menguasai kata-kata baru

b. menggunakan pola bicara orang dewasa

  • Berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
  • Keasyikan menggunakan bahasa Berkait dengan kemampuan berbahasa.[13]

Menyampaikan bahwa dalam berkomunikasi, kita menggunakan kemampuan berbahasa yang telah ada dalam bertingkah laku. Kualitas kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh tiap orang berbeda-beda, ada yang secara optimal dan sangat lemah dalam kemampuan berbahasanya sehingga tujuan dalam hasil berkomunikasi dengan orang lain berbeda. Bahwa kehidupan sehari-hari manusia menggunakan bahasa untuk berbicara, berpikir, menyimak dan berkomunikasi dengan orang lain, namun dalam menggunakan kemampuan berbahasa bukanlah kemampuan yang bersifat alamiah, seperti bernafas dan berjalan. Kemampuan itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya melainkan harus dipelajari. bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar mempunyai tujuan antara lain:

  1. Untuk memperoleh keterangan pengajaran dalam menerangkan materi pelajaran dengan menggunakan gambar.
  2. Mempermudah pekerjaan di dalam penyusunan materi pelajaran dengan menggunakan gambar-gambar atau pelajaran bertahap.
  3. Lebih praktis penggunaannya dari pada gambar dinding.
  4. Membantu guru ketika berada di ruangan terbatas.

Mengetahui pengertian pembelajaran

Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur'an untuk Anak Usia Dini

Menganalisa metode yang paling efektif untuk pembelajaran Juz Amma untuk Anak Usia Dini

Membuat Analisis kritis (critical Analisis)

D. MANFAAT PENELITIAN

Bagi Diri Sendiri

Dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran agar lebih menerapkan prinsip pada bermain sambil belajar dan membimbing bagaimana agar kemampuan fisik motorik anak dapat berkembang secara optimal.

Melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian

Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)

Memberikan inovasi dan kreatifitas pembelajaran

Bagi Siswa

memperoleh pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan motorik kasarnya  yang sangat berguna untuk masa dewasa nanti.

Meningkatkan hasil belajar siswa dan Mengajak siswa berfikir logis, kritis dan kreatif

Bagi anak didik, dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru pada anak dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui senam irama yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak.

Bagi Sekolah

Bahan masukan kepada lembaga penyelenggaraan PAUD pada umumnya dan untuk TKIT Pelitahati untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dan motorik kasar anak

Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN  TEORI

 

  1. Deskripsi Teori

1.   Pengertian Metode Murottal 

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani "metodos"  Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu   metha   yang berarti melalui atau melewati dan   hodos   yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Menurut bahasa, istilah metode sering diartikan cara. Dalam bahasa Arab  metode  ini  dikenal  dengan  istilah  thoriqah  yang  berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Dalam pengertian terminologis, para ahli berbeda pendapat terkait  dengan  definisi  metode  ini.  Muhibbin  Syah  menyatakan bahwa dalam dunia pembelajaran, metode berarti cara yang berisi suatu  prosedur  yang  baku  untuk  melaksanakan  kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa, atau  cara  menyampaikan  bahan  pelajaran  untuk  mencapai  tujuan yang ditetapkan. Menurut Abdul Majid metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut M. Sobry Sutikno metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu jalan atau cara yang terarah, terencana dan sistematis yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai tujuan  yang telah ditetapkan.

 Dalam kegiatan pembelajaran metode merupakan cara yang ditempuh oleh pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam memahaminya secara efektif dan  efisien  sehingga  tujuan  pembelajaran  lebih  cepat  tercapai. Metode mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran.

Pengertian murottal berasal dari bahasa Arab yang berarti membaca dengan lagu (bagus).  Irama dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah gerakan berturut-turut secara terartur, turun naik lagu (bunyi) yang berartutan. Secara bahasa al-Quran aka  dari kata qara'a  yang  berarti  membaca,  sesuatu  yang  dibaca.  Kata  qara'a dapat  pula  diartikan  menghimpun  yaitu  al-Quran  menghimpun segala kitab sebelumnya dan menghimpun segala ilmu pengetahuan. Sedangkan secara istilah menurut ahli fikih,  al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penukilan secara mutawatir dan dianggap ibadah bagi yang membacanya.

Menurut M. Dzikron metode murottal i ama Quran  Muri-Q) adalah metode praktis  membaca al-Qur an dan  teknik melagukan bacaan al-Qur an sesuai tajwid.  Metode ini bisa diterapkan untuk anak-anak, remaja, maupun orang tua yang ingin belajar membaca al-Qur an dengan bena  dan indah, lebih mudah, praktis dan efektif

Dalam pengertian terminologis, para ahli berbeda pendapat terkait  dengan  definisi  metode  ini.  Muhibbin  Syah  menyatakan bahwa dalam dunia pembelajaran, metode berarti cara yang berisi suatu  prosedur  yang  baku  untuk  melaksanakan  kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa, atau  cara  menyampaikan  bahan  pelajaran  untuk  mencapai  tujuan yang ditetapkan. Menurut Abdul Majid metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secaraoptimal. Menurut M. Sobry Sutikno metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu jalan atau cara yang terarah, terencana dan sistematis yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai tujuan  yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran metode merupakan cara yang ditempuh oleh pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam memahaminya secara efektif dan  efisien  sehingga  tujuan  pembelajaran  lebih  cepat  tercapai. Metode mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran.

Pengertian murottal berasal dari bahasa Arab yang berarti membaca dengan lagu (bagus). Irama dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah gerakan berturut-turut secara terartur, turun naik lagu (bunyi) yang berartutan. Secara bahasa al-Quran aka  dari kata qara'a  yang  berarti  membaca,  sesuatu  yang  dibaca.  Kata  qara'a dapat  pula  diartikan  menghimpun  yaitu  al-Quran  menghimpun segala kitab sebelumnya dan menghimpun segala ilmu pengetahuan.Sedangkan secara istilah menurut ahli fikih,  al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penukilan secara mutawatir dan dianggap ibadah bagi yang membacanya.

Menurut M. Dzikron metode murottal i ama Quran  Muri-Q)adalah metode praktis  membaca al-Qur an dan  teknik melagukan bacaan al-Qur an sesuai tajwid.11  Metode ini bisa diterapkan untuk anak-anak, remaja, maupun orang tua yang ingin belajar membaca al-Qur an dengan bena  dan indah, lebih mudah, praktis dan efektif . Jadi, dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa metode  murotta   irama  Quran   Muri-Q)  adalah  suatu  cara  yang dapat digunakan untuk membaca al-Qur an dengan melagukan aya - ayat  al-Quran dengan  baik  dan  indah  dan  sesuai  dengan  ilmu tajwidnya.

2.  Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek dan Hubungan Dengan Kemampuan bahasa

Dari hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa ingatan merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan mengeluarkan kembali (remembering), dengan penjelasan sebagai berikut:

1)  Memasukkan (learning)

Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh seseorang. Seseorang dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan bisa di dapat secara tidak sengaja dan sengaja.25 Memasukkan yang tidak disengaja itu artinya dengan tidak dikehendaki, tidak disengaja memperoleh suatu pengetahuan.  Aktivitas  untuk  memasukkan  informasi  dengan sengaja ini biasanya disebut dengan menghafal. Dengan demikian memasukkan informasi secara sengaja merupakan memasukkan informasi dengan sengaja dan dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh untuk menerima informasi.

2)  Menyimpan (retention)

Fungsi kedua dari ingatan yaitu penyimpanan, dalam setiap proses  belajar  akan  meninggalkan  jejak-jejak  (traces)  dalam jiwa seseorang, dan traces ini untuk sementara disimpan dalam ingatan  dan  pada  suatu  waktu  dapat  ditimbulkan  kembali.Dalam hal ini, apa yang disimpan seseorang bisa memungkinkanapa  yang diingat dapat  berubah  atau berkurang dari keadaan pada waktu dipelajari dan ada bagian-bagian yang hilang yang tidak dapat diingat kembali atau lupa.

3)  Mengeluarkan kembali (remembering)

Tahap ini merupakan tahap di mana diharapkan informasi yang telah disimpan dapat dipanggil kembali untuk digunakan pada saat seseorang bentukan dan hasil pemrosesan informasi dan penyimpanan dari sistem memory otak.28 Dalam mengeluarkan kembali informasi yang diterima seseorang bisa mengungkapkan    informasi    secara    penuh    sesuai    dengan informasi yang diterima atau sebaliknya seseorang bisa mengungkapkan informasi tidak sama persis dengan yang diterima.

Dalam proses menghafal, orang menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk verbal, apakah materi tersebut di baca   atau   didengarkan   serta   mengulang-ulang   kembali   materi hafalan, sampai tertanam sungguh-sungguh dalam ingatan.

3.  Pengertian Menghafal  

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek seba- gai berikut: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap kemampuan tersebut  erat sekali  berhubungan  dengan  tiga kemampuan  lainnya  dengan  cara yang beraneka rona, salah satunya adalah mendengarkan.

Pengertian Mendengarkan

Mendengarkan adalah proses aktif menerima rangsangan (stimulus) suara dengan telinga. Melalui penangkapan makna dan pemahamannya selanjutnya si penerima rangsangan melakukan aksi sesuai makna yang ditangkapnya.

Kemampuan mendengarkan merupakan salah satu kemampuan berbahasa pertama ketika manusia memperoleh bahasa. Mendengarkan sangat diperlukan dalam ke- hidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat se- bagai sarana berinterkasi dan komunikasi. Kemampuan mendengarkan merupakan keterampilan pertamakali yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran sebe- lum kemampuan yang lain, seperti membaca, berbicara, dan menulis. Dengan de- mikian kemampuan mendengarkan adalah keterampilan terpenting sebelum mela- kukan kegiatan berbahasa yang lain, seperti membaca, berbicara, dan menulis.

Mendengar menurut Suratno adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi o- leh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan men- dengar yang dilakukan dengan sengaja penuh perhatian terhadap apa yang dide- ngar (Suratno, 2006:1-2).

Tujuan Mendengarkan

Tujuan  mendengarkan  adalah, (1) mendengar  untuk kesenangan:  orang mende- ngarkan sandiwara radio; mendengarkan  musik dan sebagainya, (2) mendengar- kan untuk mendapatkan informasi memiliki fungsi antara lain: untuk mendapat- kan fakta dan detail informasi; untuk mendapatkan arahan dan instruksi dari pim- pinan; mencoba memahami sudut pandangan orang lain; mencari solusi untuk me- nyelesaikan konflik dalam tim dan memecahkan problem, (3) mendengarkan un- tuk  membantu  mendengarkan  keluh-kesah  teman  atau  kerabat  (Abidin,  2006:241).

Memori ingatan merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena hanya dengan ingatan itulah manusia mampu merefleksikan dirinya, berkomunikasi dan menyatakan pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalamannya. Ingatan juga berfungsi memproses informasi yang kita terima pada setiap saat, meskipun sebagian besar informasi yang masuk itu diabaikan saja, karena dianggap tidak begitu penting atau tidak diperlukan dikemudian hari.

Menghafal  Al-Qur'an  adalah  suatu  proses  pengingat  di  mana  seluruh materi ayat ( rincian bagian-bagiannya seperti fonetik, waqaf, dan lain-lain ) harus diingat secara sempurna. Karena itu, seluruh proses pengingatan terhadap ayat dan bagian-bagiannya itu mulai dari proses awal hingga pengingatan kembali ( recolling ) harus tepat. Keliru dalam memasukkan atau menyimpannya akan keliru pula dalam mengingatnya kembali, atau bahkan sulit ditemukan dalam memori.

Seorang ahli psikolog ternama, Atkinson, menyatakan bahwa perbedaan dasar  mengenai  ingatan.  Pertama  mengenai  tiga  tahapan,  yaitu  Encoding ( memasukkan Informasi ke dalam Ingatan ), Storage ( penyimpanan ), Retrieval

( Pengungkapan Kembali ). Kedua mengenai dua jenis ingatan yaitu : short term memory ( ingatan jangka pendek ). Dan long term memory ( ingatan jangka panjang).

a)  Encoding ( memasukkan Informasi ke Dalam  Ingatan )

Adalah  suatu  proses  memasukkan  data-data  informasi  ke  dalam ingatan. Proses  ini  melalui  dua  alat  indra  manusia,  yaitu penglihatan dan pendengaran.

Kedua alat indra yaitu mata dan telinga, memegang peranan penting dalam penerimaan informasio sebagaimana banyak di jelaskan dalam ayat -- ayat Al- Qur'an, dimana penyebutan mata dan telinga selalu beriringan (As- sam'a wal abshar). Itulah sebaabnya, sangat di anjurkan untuk mendengarkan suara sendiri (sekedar di dengar sendiri) pada saat menghafal Al-Qur'an agar kedua alat sensorik ini bekerja dengan baik

b)  Storage ( penyimpanan )

Proses lanjut setelah encoding adalah penyimpanan informasi yang masuk di dalam gudang memori.Gudang memori terletak di dalam memori jangka panjang (long term memory).

c)  Retrieval ( Pengungkapan Kembali )

Pengungkapan kembali ( reproduksi ) informasi yang telah disimpan didalam gudang memori adakalanya serta merta dan ada kalanya perlu pancingan. Dalam proses menghafal Al-Quran urutan-urutan ayat sebelumnya secara otomatis menjadi pancingan terhadap ayat-ayat selanjutnya.

Metode menghafal dengan mendengarkan terlebih dahulu dengar alat perga speaker aktif ayat yang akan di hafal akan mempermudah anak untuk mengungkapkan kembali setelah ia mendengarnya. Kemudian mengulang menghafal yang berulang-ulang akan memindahkan surat-surat yang telah dihafal dari otak kiri ke kanan. Di antara karakteristik otak kiri ialah menghafal dengan cepat, tetapi cepat pula lupanya.

Sedangkan karakteristik otak kanan ialah daya ingat yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama guna memasukkan memori ke dalamnya. Sementara dalam waktu yang sama ia juga mampu menjaga ingatan yang telah dihafal dalam jangka waktu yang cukup lama pula.

Sudah kita ketahui bahwa salah satu cara yang penting dan baik untuk memasukkan memori ke dalam otak kanan ialah dengan cara sering mengulang- ulangnya. Karena itu, sering dan banyak membaca sangat efektif dalam rangka mematangkan dan menguatkan hafalan.perihal yang serupa dengan membaca -- meskipun tingkatannya lebih rendah -- ialah mendengarkan. Mendengarkan Al- Qur'an dengan rutin dan sering bisa membantu memasukkan ayat-ayatnya dalam daya ingatan yang panjang.

B. Metode-Metode Dalam Pembelajaran Menghafal

Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran Agama Islam, antara lain

a.   Metode Pembiasaan

Dalam kaitannya dengan metode pengajaran agama Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam.

Pembiasaan pada intinya adalah pengalaman. Karena apa yang dibiasakan berarti itulah yang diamalkan. Pendekatan pembiasaan erat kaitannya dengan aliran Behaviorisme dalam dunia psikologi pendidikan. Menurur aliran ini, pengaruh lingkungan sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak didik. Oleh karena itu metode pembiasaan merupakan upaya menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan kepribadian anak didik.dengan kebiasaan mendengar dengar speaker aktif maka anak akan secara otomatis merekam apa yang ia dengar.

b.   Metode Keteladanan

Keteladanan   dalam   bahasa   Arab   disebut   "uswah,   iswah"   atau "qudwah, qidwah" yang berarti perilaku baik yang dapat ditiru oleh orang lain (anak  didik).  Metode  keteladanan  memiliki  peranan  yang  sangat  penting dalam  upaya  mencapai  keberhasilan  pendidikan.  Karena  secara  psikologi anak   didik   meniru   dan   mencontoh   perilaku   sosok   figurnya   termasuk diantaranya adalah para pendidikan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah :

Nama Taman Kanak -- Kanak      : TKIT Pelita Hati

Alamat TK                                   : Jl. Pemuda Barat No 12 A Muntilan

Kelas                                          : B4

Jumlah Peserta Didik                   : 20 Anak

Kelompok Usia                            : 5 - 6  Tahun

Jumlah Pendidik                          : 2 Orang

Waktu Pelaksanaan                     : 20 Oktober 2019

Adapun subyek penelitiannya adalah sebagai berikut:

Anak didik Taman Kanak Kanak Islam Terpadu Pelita Hati

Jumlah anak didik TKIT ada 17 Anak

Pendidik Taman Kanak Kanak Islam Terpadu Pelita Hati

Di TKIT Pelita Hati ada 2 orang pendidik , yaitu 1 orang menjadi guru kelas dan 1 orang menjadi guru pendamping. Pendidik dalam menyampaikan kegiatan belajar mengajar sudah sangat bagus dan dapat menguasai kelas dan dapat mengkondisikan anak didiknya dengan baik. Materi yang disampaikan juga sudah  sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan sesuai kurikulum yang berlaku.

  1. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data atau gejala serta fenomena yang ditemui di lapangan sesuai hasil  pengamatan.

Adapun subyek penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel langkah -- langkah penelitian

NO

HARI / TANGGAL

LANGKAH --LANGKAH PENELITIAN

KETERANGAN

TAHAP PERSIAPAN

1

Minggu,

01 Oktober 2017

Menyusun Rancangan Penelitian

Diskusi Bersama dan mendengarkan penjelasan dari supervisor / Tutor

2

Minggu,

8 oktober 2017

Mengidentifikasi berbagai model pengembangan kegiatan yang digunakan di lembaga

Diskusi Bersama dan mendengarkan penjelasan dari supervisor / Tutor

3

Senin,

16 Oktober 2017

Observasi Awal dan Menentukan bidang pengembangan yang akan di teliti

Observasi pembelajaran di sekolah

4

Minggu,

22 Oktober 2017

Mengajukan judul kepada supervisor dan menerima masukan dari supervisor

Menerima masukan dari supervisor tentang judul yang akan saya teliti

5

Jumat,                 27 Oktober 2017

Observasi untuk pengambilan data

Observasi di sekolah

6

Minggu,

29 Oktober 2017

Mengkomunikasikan tentang isi BAB I kepada supervisor

Menerima masukan dari supervisor bahwa judul lebih disesuai dengan isi atau bahasan pada BAB I

7

Minggu,

05 November 2017

Mengkomunikasikan hasil observasi dan BAB II dan BAB III

Hasil Baik dan dilanjutkan BAB IV dan V

8

Minggu,

12 November 2017

Pelaporan Hasil Observasi dan BAB IV, V

Diskusi Umum ( Proses Evaluasi dan Konsultasi dengan Supervisor)

9

Minggu,

19 November 2017

Pelaporan akhir seluruh data analisis

Diskusi dan pendampingan oleh supervisor

10

Minggu,

26 November 2017

Penyusunan dan penjilidan hasil penelitian

Proses akhir analisis

  1. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Observasi

Yaitu instrumen pengumpulan data yang dilakukan secara sistematika dan sistematis melalui pengamatan dan mencatat secara langsung gejala -- gejala yeng diteliti. Peneliti mengawasi terus menerus peristiwa dan mencatatnya untuk kemudian dianalisis.

  1. Wawancara

Yaitu instrumen pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi atau penjelasan -- penjelasan dan subjek penelitian.

  1. Dokumentasi

Yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan bukti -- bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.

 

 

Tabel Instrumen Penelitian

No

Teknik Penilaian

Kegunaan

Sasaran

 

1

Observasi

Sebagai salah satu teknik mengumpulkan data

Dapat digunakan untuk mengamati secara seksama kegiatan yang dilakukan anak

Untuk melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan focus penelitian

Anak didik

Pendidik

Penyelenggara

Program kegiatan

Kepala Sekolah

Dokumen pembelajaran

Ruang kelas

APE yang digunakan

2

Wawancara

Sebagai alat pengumpul data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab

Sebagai alat yang digunakan untuk menggali permasalahan yang ingin diketahui

Sebagai alat pertukaran informasi opini atau pengalaman dari satu orang ke orang lain

Untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai focus penelitian

Guru

Kepala Sekolah

Orang Tua Anak

3

Dokumentasi

Sebagai Alat pengumpul data baik tertulis berupa dokumen atau elektronik

Sebagai pembuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti

Untuk mengumpulkan bukti -- bukti dan memperjelas focus penelitian

Daftar anak

RPPH

Foto kegiatan

Foto ruang kelas

Hasil karya anak

BAB IV

ANALISIS DATA

1. TABULASI DATA

Untuk memudahkan analsis data, maka hjasil penelitian dibuat tabukasi data yaitu sebagai berikut:

OBSERVASI

WAWANCARA DENGAN GURU

WAWANCARA DENGAN PIMPINAN TK

DOKUMENTASI

Anak -- anak secara bersama mendengarkan murotal ayat suci AlQuran dengan menggunakan speaker aktif

Pembelajaran di TK kami yaitu menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan dan mengacu pada STTPA . Dengan menggunakan media ini anak lebih tertarik dan semangat sehingga meningkatkan perkembangan kemampuan visual dan audio visual anak .

Saya berkeyakinan bahwa dengan meletakkan dasar yang kuat pada setiap pembelajaran yang kami berikan akan mempermudah proses perkembangan di semua aspek perkembangan. Dan dengan menggunakan Speaker aktif akan memaksimalkan kemampuana uudio visual anak dalam mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran

Foto Kegiatan             ( Lampiran )

Guru akan menyiapkan ala yang akan digunakan untuk alat bantu menghafal

Alat peraga  bagi anak adalah hal yang sangat penting dan menunjang pembelajaran. Apabila pembelajaran tidak menggunakan alat perga yang bagus maka anak akan merasa bosan dan jenuh.

TKIT Pelita Hati lebih menekankan perkembangan potensi anak sejak dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga pada pembelajaran ini anak tidak hanya sekedar bermain saja, melainkan anak akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa bagi dirinya sendiri.

Foto Kegiatan             ( Lampiran )

2. ANALISIS DATA

          Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan mendengarakan murotal Al Quran dengan menggunakan speaker aktif akan dapat mengembangkan dan merangsang kemampuan audio visual anak secara maksimal. Dalam tahap pengembangan kemampuan audio visual ini TKIT Pelita Hati sudah menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini dengan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Kegiatan ini juga dapat  melatih anak untuk dapat memahami pesan moral yang dilihatnya ( visual ) dan audio ( yang di dengarnya ), melatih bersosialisasi dengan baik , serta dapat melatih emosinya secara berimbang.

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran.
           Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa sehingga akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi. Untuk itu TKIT Pelita Hati sangat memperhatikan alat peraga dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pengembangan kemampuan visual dan audio visual anak didiknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan IPTEK semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah system percetakan yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Selain teknologi media audio visual masih ada lagi teknologi multimedia yang sering kali digunakan dalam pembelajaran.
Lahirnya teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk digital.

Multimedia merupakan konsep dan teknologi dari unsur -- unsur gambar, suara, animasi serta video disatukan didalam komputer untuk disimpan, Diproses dan disajikan guna membentuk interaktif yang sangat

 inovatif antara komputer dengan user. Dengan banyaknya variasi media pembelajaran ini, perlu kita  ketahui bahwa tidak ada satu media pun yang paling baik. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memahami setiap media pembelajaran, mulai dari karakteristik tiap-tiap media pembelajaran hingga faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. KESIMPULAN 

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi komunikasi dalam mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-Quran pada murid dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Untuk meningkatkan kemampuan bahasa di TKIT Pelita Hati meggunakan Strategi yang diterapkan yaitu mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-Quran pada murid adalah dengan 2 metode. Yang pertama dengan menggunakan media pengajaran audio, dan yang kedua adalah gabungan dari metode menghafal wahdah dan jama'.

Metode menghafal wahdah, yaitu proses menghafalkan surat-surat pendek Al- Quran dengan menghafal satu persatu ayat-ayat. Setiap ayat dibaca berulang- ulang hingga jelas  dan  dihafal.  Para  guru  di  TK Pelita Hati  menerapkan strategi komunikasi menghafal dengan metode untuk memudahkan murid dalam menghafal dan mengerti lafaznya. Sementara metode menghafal jama', yaitu cara menghafalkan surat-surat pendek Al-Quran yang telah dilakukan secara kolektif, atau bersama-sama. Secara bersama-sama murid TK Pelita Hati mendengarkan bacaan guru kemudian bersama-sama pula membacanya serta menghafalkan.

Media yang digunakan guru TKIT Pelita Hati untuk memudahkan proses murid menghafal surat-surat pendek Al-Quran adalah dengan menggunakan media speaker aktif yang dipasang. Pembelajaran dengan menggunakan media audio/speaker ini juga merupakan salah satu strategi yang diterapkan di TKIT Pelita Hati. Speaker merupakan media penghantar suara yang berisi beberapa jumlah surat-surat pendek yang diputar sebelum hafalan dimulai setiap pagi.

Untuk mengembangkan kemampuan bahasa guru menggunakan Komunikasi  verbal  yang  dalam  mengajarkan  murid menghafal surat-surat pendek Al-Quran terdiri dari 2 indikator, yaitu:

 Bahasa   untuk   membangkitkan   semangat   anak   adalah   dengan menggunakan bahasa Taubiah atau bahasa yang baik.

Pemotongan  surat  per-ayat  untuk  memudahkan  murid  menghafal surat-surat pendek.

Sementara komunikasi nonverbal yang digunakan para guru dalam mengajarkan murid menghafal surat-surat pendek terdiri dari 4 indikator, diantaranya :

Gerakan tubuh yang dilakukan para guru dalam mengajarkan hafalan surat-surat pendek.

Kontak mata (eye contact)

Ekspresi wajah

Paralanguge

Jarak fisik

Strategi pembelajaran dan pengembangan bahasa yang diterapkan oleh TKIT Pelita Hati telah berhasil menciptakan komunikasi yang efektif demi mencapai  tujuan  utama  dari  mengajarkan  hafalan  surat-surat  pendek  Al- Quran pada anak-anak usia TK, yaitu memperkenalkan surat-surat pendek kepada murid sejak usia dini. Hanya saja dalam mengajarkan pelafazan dalam surat-surat para guru harus lebih memperhatikan pemilihan strategi yang diterapkan   agar   para   murid   selain   telah   mengenal   dan   sudah   sering mendengar surat-suratnya, dapat melafazkan bacaan-bacaannya suratnya secara baik.

  1. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti terkait startegi pengembangan bahasa  guru TKIT Pelita Hati dalam mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al-Quran, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran dan masukan, yaitu:

1.   Strategi  yang diterapkan  guru  TKIT Pelita Hati telah berjalan dengan baik walaupun dalam beberapa tahapan belum berjalan sesuai yang diharapkan. Peneliti berharap agar TKIT Pelita Hati dapat melaksanakan strategi komunikasi dengan maksimal dan dapat menciptakan inovasi-inovasi yang baru dalam pembelajaran dengan menambahkan media-media lain yang dapat memudahkan anak menghafal dan menunjang proses belajar mengajar yang lebih efektif, misalnya menambahkan media Visual seperti Proyektor yang dipasang di setiap kelas yang berisi video murotal surat-surat pendek.

2.   Peneliti berharap agar setiap Taman Penitipan khususnya yang berada di sekitarnya lebih banyak mengembangkan potensi anak di bidang keagamaan. Peneliti juga berharap TK lain dapat mengembangkan  strategi  pengembangan bahasa pada  setiap  bentuk  kegiatan,  karena anak usia dini adalah masa belajar yang membutuhkan strategi khusus agar proses belajar dapat berjalan lebih efektif.

3.   Peneliti berharap agar penelitian yang telah dilakukan dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian yang lebih baik, contohnya menambahkan penelitian tentang menghafal doa-doa dan hadits.

DAFTAR PUSTAKA

Massofa. Perkembangan Bahasa Anak. http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak

Nurbiana Dhieni, dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Suharsimi  Arikunto.  2007.  Penelitian  Tindakan  Kelas.  Jakarta: Bumi Aksara

Usman,  Uzer, (2000).  Menjadi  Guru  Profesional.  Bandung: Penerbit

               Remaja Rosda Karya

Whandi. (2010). Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak-anak Usia Dini.http://whandi.net/perkembangan-berbicara-bahasa-pada-anak-anak- usia-dini-html

Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis. 2008.   Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis. (2008).  Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun