6. Penyeleksian hadist shahih, hasan dan dhaif.
3.) Kodifikasi hadist pada abad ke IV H
a. Tindakan Periwayatan Hadist
Sebelum periode ini, pengumpulan disertai dengan pemeliharaan hadist, meskipun tidak sebanyak yang sebelumnya. Pada masa ini sebagian besar melakukan pengumpulan kitab yang terkonsentrasi hadits Nabi sebelumnya. Tindakan periwayatan hadits selama periode ini  dilakukan dengan memperoleh sertifikat dari guru.
b. Penyusunan Kitab Hadist Pada Periode IV H
Para ulama menetapkan karya-karya yang ada berupa kegiatan-kegiatan seperti verifikasi, penelitian, hafalan, dan penyelidikan sanad. Abad ke IV H adalah abad pemisah antara Mutaqaddimin dan Mutaakhirin, yang mereka berusaha mencari  hadits  sendiri menemui para sahabat atau tabi'in atau tabi' tabi'in yang menghafal hadits dan kemudian menelitinya sendiri. Upaya menyusun kitab hadist, mereka mengambil sedikit bagian dari kitab yang disusun oleh ulama' Mutaqaddim.  Beberapa dari mereka dapat menghafal ratusan ribu hadits yang telah dikodifikasikan, karena mereka bersaing untuk menghafal hadist. Istilah al-Hakim dan al-Hafiz, berasal dari periode ini.
4.) Kodifikasi hadist pada abad ke V H-sampai sekarang
Pada abad selanjutnya yaitu, peningkatan dan perbaikan bentuk penyusunan kitab hadist. Pada periode ini terjadi penghimpunan, penerbitan, pemeliharaan, dan penambahan. Maka munculah Kutub as-Sittah  dan  al-Musnad Ahmad bin Hambal serta al-Muwatha' Malik, para ulama berganti untuk membentuk kitab jawami', kitab syarah, mukhtasyar, menyusun kitab athraf dan jawa'id, dan juga melakukan takhrij, . Ibn Hibban al-Bissti, Ibn Huzaimah, dan al-Hakim an-Naisburiy merupakan ulama yang menyusun kitab-kitab hadits yang berisi tentang hadits shahih. Penyusunan kitab-kitab pada masa abad ke V H lebih memusat pada pengembangan beberapa variasi pembukuan terhadap kitab-kitab hadist yang sudah ada. Pada periode ini perkembangan hadist sudah cukup lama dari mulai abad ke V H  hingga sekarang disebut dengan abad modern.
PENUTUP
Â
A. KESIMPULANÂ