"Selamat datang," ia menyapa sembari membungkukkan tubuh bagian depannya dengan gerakan anggun, "Namaku Armenia."
"Eem ... terimakasih," Ann balas membungkuk dengan gerakan kaku, "Namaku Ann."
Armenia memperhatikan Ann sejenak.
"Kulihat kau tadi sedang mengamati jamur itu," katanya kemudian, "Kau pernah mencobanya ?"
"Nggak," Ann menggeleng, "Aku cuma sering melihat gambarnya di buku-buku cerita dongeng. Tapi kenyataannya sih, nggak ada jamur bermotif seperti itu."
"Kenyataan yang mana yang kau maksud ?"
"Ha ? Kenyataan ... yah ... kenyataan di ... di duniaku ... Oh iya, ngomong-ngomong, ini sebenarnya dimana ya ?"Â
"Ini tempat tinggal kami," jawab Armenia, "Dunia-kami, untuk lebih tepatnya."
"Em... begitu ya. Â Kalau ... kalau planetnya ?"
"Kami menyebutnya Gaia. Tetapi kalian manusia menamakannya dengan Bumi."
"Gaia ? Â Eer ... lalu, kalau planetnya sama, berarti ini .... emm ... ini dimensi lain mungkin ya ?"