“Bukankah kata Merope hutan itu dianggap angker ? Seharusnya tidak ada siapa-siapa disitu kan ?” Electra bersikeras.
“Maaf Kak Electra,” sela Sterope, “Tapi kau memang tak bisa berteleport di hutan itu. Pergeseran tekanan udara disana tidak bisa bersinkronisasi dengan energi tubuh kita. Hal itu bisa mengakibatkan kau menyimpang dari kordinat tujuanmu dan berpindah jauh sekali walaupun jarak yang dituju sangat dekat. Jadi kalaupun kendaraan ini dilengkapi dengan pintu-teleport, tetap saja tidak bisa digunakan. Kita harus menggunakan cara manual.”
“Lagipula kak, ini bukan mainan anak kecil lagi lho,“ Alcyone membentangkan sayap miliknya, “Lihat ini. Sudah kulengkapi dengan perisai-takkasatmata pada mode-terbang sehingga tidak ada yang bisa melihat kita saat sedang berada di udara. Dan aku juga sudah menambahkan pendeteksi-DNA sebagai alat identifikasi. Apabila sayap ini dipakai oleh orang lain selain pemiliknya, ia akan otomatis menggulung dan mengunci si pencuri di dalamnya. Selain itu, ia juga mengenali pertambahan berat beban, sehingga akan menolak terbang jika pemiliknya terdeteksi membawa benda asing bersamanya.”
“Sesuai dengan Peraturan Kepemilikan Benda Antar Galaksi, Gugusan dan Planet-Planet tentang larangan membawa tandamata dari tempat manapun yang kita kunjungi, “ sela Maia, “Bagus sekali, Alcyone.”
“Oh ya, hampir lupa. Sayap ini juga sudah kuberi lapisan menyala-dalam-gelap. Tombolnya ada di belakang sini. Bisa membantu kita mencari arah dalam kegelapan.”
“Kak Alcyone hebaat ..!” Sterope berseru kagum. Merope bertepuk tangan.
“Dan aku juga sudah menyiapkan sesuatu supaya penampilan kita mirip dengan orang-orang disana,” Alcyone mengeluarkan sesuatu lagi dari dasar kotaknya.
Tujuh perangkat pakaian dengan warna warni yang indah.
“Ya ampun. Kita harus berdandan dengan pakaian aneh itu juga ?” keluh Electra.
“Ini indah sekali, Alcyone,” puji Taygeta dan langsung memakainya.
“Apa kau sendiri yang mendesainnya kak ? Kau benar-benar berbakat !”