…….
Merope berjalan tak tentu arah. Hari sudah gelap. Ia tak bisa menemukan jalan keluar dari hutan. Padahal ia sudah merasa lelah sekali. Dan bingung.
Kalaupun nanti ia berhasil sampai ke pemukiman penduduk, apakah mereka mau menerimanya ? Apa yang harus dikatakannya jika ada yang menanyakan tentang asal-usulnya ? Tempat tinggalnya ?
Menurut buku-buku yang dibacanya, saat ini penduduk bumi belum bisa menerima kenyataan adanya makhluk hidup seperti mereka di planet lain. Bagaimanapun cara menjelaskannya, mereka tetap tak bisa menerimanya.
Lalu harus bagaimana ?
Merope duduk di bawah sebatang pohon besar sambil menatap langit malam dibalik rimbunnya dahan dan ranting pohon.
Ia merasa semakin sedih menyadari betapa jauh jaraknya saat ini dengan keluarga dan tempat tinggalnya. Dan tak tahu kapan bisa pulang kembali.
Merope mulai menangis.
“Kenapa kau menangis ?” tanya sebuah suara.