Jihan hanya memandangi sang kekasih berlatih band dengan serius. Tiba-tiba, ada SMS dari Minkyeung, sang ibu tercinta.
"Jihan, kamu udah makan siang? Yuk, makan siang sama mama. Ada restoran gelato enak di dekat rumah."
Jihan kemudian meminta izin pulang karena dijemput ibunya.
"Jungwon, sorry, aku harus pergi. Dijemput mama buat makan siang, sekalian pulang," kata Jihan.
"OK, sayangku. Jangan lupa dukung kami minggu depan ya!" kata Jungwon, sambil melayangkan ciuman jarak jauh kepada gadis yang sangat dicintainya.
Namun, siapa sangka, di sela-sela latihan, ada kejadian buruk. Sieun bolak-balik pergi ke kamar mandi, yang mengganggu sesi latihan, sebelum akhirnya jatuh pingsan. Sebagai leader, Jungwon mengambil sikap tegas dan menelepon ambulans untuk melarikan kibordis tercinta JRB ke rumah sakit. Dia tidak mau terjadi apa-apa pada band. Dia ingin Sieun sehat.
Sementara itu, di restoran pizza...
"Suara kamu makin bagus, Jihan," kata Minkyeung yang mendengar anaknya bersenandung lagu "Hope" milik Stefan Airapetjan. Stefan adalah musisi pujaan Jihan, berasal dari Estonia, namun keturunan Armenia. "Itu lagu yang mau kamu nyanyiin pas duet bareng JRB?" tanya beliau.
"Iya," kata Jihan.
"Mama pengen denger suara kamu nanti di konser pas duet bareng Jungwon. Kalian cocok," kata Minkyeung.
Sorenya, di rumah sakit, Jungwon, Sunghoon, Intak, Changwook, dan Soeun menunggu hasil diagnosis Sieun. Ternyata dokter muda yang memeriksa Sieun menjelaskan bahwa...
"Nona Park Sieun didiagnosis menderita gastroenteritis dan apendisitis. Dia membutuhkan istirahat yang cukup. Kami akan menyampaikan ini ke pihak manajemen," kata dokter.
Tentunya komplikasi gastroenteritis dan apendisitis bukan pertanda yang baik. Jungwon dkk. pulang dengan wajah lesu. Sementara itu, malam harinya, Jihan dan Minkyeung makan malam di restoran mewah. Ternyata Sumin ada di sana juga, bersama sang ayah tercinta, Michael Ben David. Mereka makan sambil mengobrol, membahas program yang dibuat untuk dia presentasikan di festival seni.
"Min, apa nama program lo?" tanya Jihan.
"Ada, deh. Namanya belom ada, tapi ada hubungannya sama serigala dan pisang. Ntar lo nonton aja presentasi gue," kata Sumin.
"Gue bangga punya sahabat yang calon programer kayak lo, Min. Lo tahu segalanya tentang teknologi ternyata," kata Jihan.
"Iya. Mama hacker, papa dulu kerja di perusahaan mobil. Makanya aku tahu soal komputer dan mobil-mobil," kata Sumin.
"Mike, kami bersyukur kau punya anak yang bergerak di bidang teknologi. Dia akan jadi programer kelas dunia yang pandai membuat program komputer. Kami akan melihat presentasinya dan juga demonstrasi program yang dia buat," kata Minkyeung kepada Michael.
"Terima kasih. Aku dan Minyoung bangga kau mengatakan bahwa Sumin akan jadi ahli teknologi informasi. Kami ingin Sumin menjadi pengacara atau dokter, tetapi dia bersikeras ingin menjadi programer," kata Michael.
"Benarkah?" tanya Minkyeung.
"Minat terbesarnya adalah teknologi. Saat bangun, mandi, makan, tidur, sampai bangun lagi, teknologi ada di otaknya. Berkat Minyoung yang mengajarkannya meretas komputer dan membuat program, dia mengasah bakatnya itu sendiri seiring bertambah dewasa. Bahkan pacarnya yang membantunya mengembangkan program, bekerja sebagai pengembang software," jelas Michael panjang lebar.
"Lo punya pacar, Min?" tanya Jihan.
"Punya. Udah satu tahun kami jalan," kata Sumin. "Kami klop karena sama-sama suka teknologi."