Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

SAMIR

26 Desember 2020   17:13 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asih kembali memohon, “Sudahlah, Kang. Ayo kita pulang. Tak baik dilihat orang.”

Orang-orang masih menunggu apa yang akan dilakukan Samir, termasuk Jono dan Wahid. 

“Kang Samir harusnya berterima kasih…” sebelum Pak RT selesai bicara, Samir seger a memotongnya. 

“Terima kasih, mbahmu! Perhatian pada yang miskin itu sudah kewajiban negara. Jangan dibolak-balik!” Suara Samir mulai meninggi.

“Kaaang. Cukup Kaangg… Sudah. Kalau Kang Samir sayang Asih. Ayo pulang bareng Asih, Kang,” Asih memohon dengan suara parau.

“Kang Samir, sebaiknya dengarkan kata Asih…!” pak RT memelankan suara.

Meneng. Menenga Te! Sekali lagi, pak RT ngomong tak ba…!” Tiba-tiba Samir menghunus kembali golok dan seperti hendak mengayunkannya ke arah pak RT. Dan…

“Dor… dor…dor !” Terdengar letusan tiga kali menerjang dada Samir. Seketika, tubuh Samir ambruk ke tanah.

“Kaang Samiirr…!” Asih menjerit sejadi-jadinya.

Sayup-sayup terdengar lagu “Perdamaian” grup Qasidah Nasida Ria dari Surau. 

Perdamaian, perdamaian, perdamaian, perdamaian,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun