Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

SAMIR

26 Desember 2020   17:13 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wedhuus kabeeh…! Dari tadi bu Lur kemana saja. Pura-pura lembut pula…!”

Bu Umu menghela nafas. “Tolong, Kang Samir. Semua orang ketakutan. Tolong sarungkan kembali benda itu ke tempatnya. Ayo, Kang. Biar kita bisa bicara sama-sama enak!”

“Bicara?! Bicara apa! Dari tadi, aku sudah bicara. Masih kurang jelas apa bu Lur?” Suara Samir masih tinggi, tapi perlahan ia pun menyarungkan golok ke tempatnya.

“Baik. Ibu sudah dapat cerita dari Pak RT. Begini saja. Kalau Kang Samir dan Asih tidak mau diberi bantuan dari pemerintah, tidak apa. Tapi, yang jelas kami iklas membantu, Kang.” Jelas bu Umu.

Pak RT dan Pak RW pun manggut-manggut.

“Aku sudah bilang ke RT: Jangan masukkan namaku di daftar!” Mata Samir nanar menatap pak RT. “Tapi, kenapa namaku tetap ada, malah ditempel di sini. Biar semua orang tahu kalau aku ini miskiiinn, hah! Iya Te?!”

“Kang. Tenang dulu. Maksud pak RT bukan seperti itu. Percayalah. Pendataan itu semata-mata untuk administrasi saja, Kang,” jelas bu Umu.

“Ibu pinter bersilat lidah, ya. Jelas-jelas ini konspirasi. Selama ini kami jadi objek ambisi bu Lur untuk mendulang suara. Aku sudah tahu semuanya, bu Lur.”

Pak RT dan Pak RW celingukan. Bu Umu mulai merasa gerah, tapi ia tetap berusaha tenang.

“Kang Samir. BLT selama 3 bulan ke depan tidak ada hubungannya dengan itu, Kang. Percayalah,” kata bu Umu.

“Itu murni bansos selama pandemi korona ini, Kang.” Pak RW menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun