"Terimakasih, Bu" ucap Ari berterimakasih dan langsung memakan masakan istri Kepala Desa itu.
Setelah selesai makan, Ari langsung tertidur seperti diberi obat bius. Ia sangat lelah menghadapi hari ini. Istri Kepala Desa pun membawa mangkuk sup yang telah habis dimakan Ari dan ia pun pulang meninggalkan Ari yang sudah tertidur pulas.
Istri Kepala Desa bernama Bu Riani, sering dipanggil Bu Ani. Ia seorang yang berhati lembut dan baik, semua penduduk disini sangat menyayangi dan menghormatinya. Ia selalu memasak bersama para perempuan didesa untuk makan bersama.
Keesokan harinya saat mentari baru saja terbit, Ari dikejutkan dengan kedatangan Tio yang mengajaknya untuk membantu para petani menanam padi.
"Ariii, bangun Arii ini sudah pagii kita harus bekerja!" ucap Tio sambil berusaha membangunkan Ari
"Apa yang kau katakan Bibi, mengapa suaramu terdengar seperti lelaki seumuranku? Pergilah aku tidak mau bekerja, aku sangat lelah dan akan tidur seharian" balas Ari yang masih terlelap dalam tidurnya
"Apa yang kau katakan? Ini aku Tio, bukan Bibimu! Saat matahari terbit kita harus memberi makan kambing dan sapi! Cepat bangunlah bukankah kau membutuhkan uang untuk membayar sewa rumah ini?!" ucap Tio mulai kesal
Saat mendengar kata "UANG" ia langsung bangun dan terkejut, ia berfikir apa yang terjadi kemarin adalah sebuah mimpi. Ketika ia bangun ia melihat Tio berpakaian seperti seorang petani lengkap dengan topi dan cangkul. Ari menghela nafas dan merasa sedih bahwa yang ia alami kemarin bukanlah sebuah mimpi
Tio menyuruh Ari mengganti pakaiannya dengan pakaian petani yang sudah ia siapkan. Ari pun hanya bisa pasrah dan menuruti ucapan Tio. Tio keluar untuk menunggu Ari berganti pakaian, saat Ari keluar ia tak menyangka bahwa Ari masih terlihat tampan walaupun menggunakan pakaian lusuh seperti itu
"Wahh, aku tidak percaya ini! Bagaimana bisa seseorang terlihat sangat cocok menggunakan pakaian petani!" ucap Tio sambil menggoda Ari
"Sudahlah, ayo pergi!" ucap Ari dengan terpaksa