Jaka Someh tak mampu lagi meneruskan kata-katanya. Tanpa sadar dia terduduk ke tanah karena merasakan lemas di sekujur tubuhnya.
Sarmadi berusaha  memegangi Jaka Someh.
"Kang Someh...kamu tidak apa-apa?"
Sarmadi bertanya kepada Jaka Someh.
"Iya, Kang, Saya tidak apa-apa..."
Jaka Someh menganggukan kepalanya. Air matanya merembes membasahi pipinya.
Jaya Permana yang sedang berada di sana, langsung mencibir Jaka Someh.
"Ah, Someh kamu jangan lebay seperti itu, lelaki macam apa kamu, menangis seperti perempuan saja, Pengecut....Dewi Sekar meninggal gara-gara kamu, Â yang tak mampu menjaganya..."
"Iya, betul Raden. Memang orang ini tak pantas mendampingi Nyai Dewi Sekar...ilmu silat saja tidak punya...bagaimana bisa menjaga istrinya sendiri..." Teman-teman Jaya Permana ikut mencibir Jaka Someh.
Ki Sepuh Anom dan beberapa pendekar lainnya tidak berkomentar. Hanya Pandangan mata dan senyum sungging yang terkesan meremehkan Jaka Someh.
Jaka Someh tidak menanggapi cibiran Jaya Permana dan teman-temannya.