"...Bukan...bukan begitu maksud saya...Saya minta maaf kepada kamu karena Saya tidak ingin lagi melihat kamu berada di tempat ini...Kamu harap maklum...Someh...saya tidak ingin lagi teringat dengan putri kesayangan Saya...Gara-gara Kamu, dia  meninggal...Saya harap kamu bisa mengerti keadaan saya..."
Jaka Someh terhenyak, dia tidak menyangka kalau mertuanya masih membencinya. Tiba-tiba Arya raja memprotes ayahnya
"Rama, Punten. Kang Someh tidak bersalah apa-apa. Justru beliau juga menderita dengan musibah yang menimpa si teteh. Yang Salah itu justru Rama dan Kang..."
"...Diam Arya....kamu masih bau kencur, sudah berani menentang Rama mu sendiri..."
Raden Surya Atmaja membentak anaknya. Wajahnya terlihat sangat emosi. Suasana di tempat itu pun menjadi tegang. Ada yang simpati kepada Jaka Someh namun lebih banyak yang mengoloknya.
Melihat situasi yang sudah tidak kondusif, Ki Buyut Putih mencoba untuk mendinginkan suasana
" Sudah...sudah...Tenangkan diri raden, tidak baik mengumbar amarah, apalagi dalam kondisi sedang berkabung seperti ini..."
"Tidak apa-apa Kyai, Saya kira betul apa yang di sampaikan oleh Bapak, Saya mungkin lebih baik segera pergi meninggalkan tempat ini...Saya tidak ingin mengganggu ketentraman di sini...Maafkan saya..."
Jaka Someh membungkuk kepada hadirin sebagai tanda permintaan maaf
"Baguslah Someh...Saya harap kamu tidak tersinggung dengan ucapan Saya tadi...Saat ini juga kamu harus segera meninggalkan tempat ini....! "
Raden Surya Atmaja berkata tegas kepada Jaka Someh.