Kesokan hari, Raden Surya Atmaja bersama lainnya kembali menuruni lembah jurang untuk mencari Dewi sekar. Namun sama dengan hari sebelumnya, mereka masih belum mampu menemukan Dewi Sekar. Bahkan sampai hari menjadi malam mereka masih belum melihat tanda-tanda keberadaannya. Akhirnya dengan perasaan putus asa, Raden Surya atmaja pasrah dengan nasib putri kesayangannya tersebut. Tak ada lagi yang dapat diperbuat kecuali hanya menangisi dan menyesali dengan apa yang sudah terjadi.
Empat hari berikutnya, suasana di Padepokan Ki Buyut Putih masih dalam keadaan berkabung.
Pagi itu, Jaka someh sudah kembali dari Sumedang Larang dengan membawa Pusaka Kujang milik Perguruan Pusaka Karuhun. Dia tak berlama-lama di Sumedang Larang. Setelah bertemu dengan Raden Karta dan berbincang-bincang seperlunya, Jaka Someh meminta izin untuk membawa pusaka milik perguruan Pusaka Karuhun. Hari itu juga dia kembali pulang ke gunung Tampomas.
Saat memasuki gerbang padepokan, Jaka Someh di sambut haru oleh sarmadi dan bebepa temannya. Mereka menyalami jaka Someh. Bahkan ada yang memegangi pundaknya untuk menunjukan rasa simpati. Jaka someh merasa heran dengan sikap yang ditunjukan oleh mereka. Tidak biasanya mereka bersikap seperti itu. Dalam hati dia berkata.
 "Hmm...ada apa ini...koq hati saya merasa tidak enak..."
"Kang Someh sudah pulang...?"
Sarmadi bertanya pelan kepada Jaka someh
"Sabar ya...kang..."
Teman sarmadi juga ikut menyampaikan rasa bela sungkawa.
Jaka Someh merasa heran.
"Sabar?... sabar kenapa kang...?" Jaka Someh bertanya