Dag dig dug, jantung Nyi Asih berdebar keras menadapat pelukan Panji. Sesaat dia terdiam, seakan-akan dia menikmati pelukan mantan kekasihnya itu. Namun tiba-tiba saja mereka terkejut ketika mendengar suara barang yang terjatuhdari arah dapur rumah. Mereka langsung panik dan segera melepaskan tangannya, kawatir ada orang yang memergoki mereka. Namun ternyata kekacauan tersebut di sebabkan oleh seekor kucing yang mencoba mencuri ikan yang ada di dapur. Asih berkata kepada Panji
“Sudah kang Panji…ayo keluar, saya kawatir ada orang yang melihat kita berduaan seperti ini di dalam rumah…”
Panji menghela nafasnya, dia pun berkata
“Iya...iya... Asih…baiklah...Akang sekarang pergi…tapi kamu harus janji. Besok lusa, jam 3 sore kamu harus datang ke tempat biasa kita dulu bertemu. Awas kalaukamutidak datang…karena akang mau pergi jauh…akang mau cari uang dulu…pokoknya kamu harus datang…kalau tidak…akang tidak akan memaafkan kamu…mungkin ini adalah yang terakhir kali kita bertemu…setelah itu akang janji tidak akan mengganggu rumahtangga kamu lagi…”
Nyi Asih terdiam mendengarkan perkataan Panji. Melihat Asih terdiam,Panji kembali menegaskan ucapannya
“Kamu harus datang ya asih…akang akan menunggu kamu …di sana“.
Asih menghela nafas lagi
“Ya bagaimana nanti ya kang…Asih tidak bisa janji…”
Panji pun memberi isyarat dengan tangannya agar Asih mau memenuhi keinginannya untuk bertemu di tempat yang biasa mereka bercengkrama berdua
“Akang tunggu...! Nyai…pokoknya kamu harus datang….”
Panji pun segera pergi meninggalkan Asih yang masih berdiri diam. Hatinya mulai goyah oleh tipu daya setan yang mulai mempengaruhinya.