Banyak jaring laba-laba dan hewan lainnya, rerumputan tumbuh liar di halaman depan dan belakang. Sementara Rina dan Edo menemukan ada sebuah kiriman video dari nomor Berlian. Karena memang lagi break jadi mereka bisa membukanya, ternyata itu video mereka beberapa tahun lalu yang masih Berlian simpan di memori card kamera digital mereka. Rekaman saat mereka bermain bersama di dalam rumah, bercanda. Rekaman saat pesta kebun di belakang rumah. Juga liburan mereka yang begitu hangat dan indah, lalu video itu ditutup dengan sebuah pesta kejutan di ulangtahun Berlian yang ke delapan. Pesta sederhana yang hanya mereka rayakan bertiga, itu adalah video editan. Berlian yang menyusun semua video itu menjadi satu, dan diakhiri dengan kemunculan wajahnya.
"Ma, pa, Berlian kangen masa-masa itu. Tidak masalah jika mama dan papa tidak mengingat hari ulangtahun Berlian, tapi Berlian kangen pelukan mama sama papa!" airmatanya meleleh deras, "Berlian kangen menghabiskan waktu bersama kalian, Berlian kangen dengan sosok mama dan papa yang dulu, pulang ma, pa. Pulanglah!"
Dan video itu selesai. Baik Rina maupun Edo yang berada ditempat yang berbeda termangu, pipi mereka basah. Jadi putrinya sengaja menyuruh orang-orang yang bekerja dirumahnya pulang agar mamanya pagi bisa memasak untuk mereka, lalu mengingat hari ulangtahunnya yang dimana hari itu tiba, kedua orangtuanya selalu ada bersamanya sejak ia membuka mata hingga terlelap kembali diwaktu malam. Edo memungut hpnya, tapi belum sempat ia menekan tombol, nama istrinya muncul menderingkan hpnya,
"Ma,"
"Pa, mama dapat video...,"
"Mama dapat juga?"
"Jadi, papa juga!"
"Hari ini ulangtahun Berlian," kata mereka bersamaan, "kita harus pulang!" masih bersamaan mengatakan hal itu.
Berlian duduk di bangku berdebu di ruang makan, bergeming. Ia ingat beberapa saat lalu di rumah besarnya, ia langsung pulang setelah bubar sekolah. Memunguti beberapa barang pribadi semasa kecil dulu yang masih ia simpan, termasuk milik orangtuanya. Setelah itu ia ke dapur, menaruh sekaleng bubuk mesiu, beberapa botol parfum kemasan kaleng yang baru saja dibelinya, juga beberapa botol minuman keras ke dalam oven lalu menyalakan oven itu seperti memanggang daging, ia juga menyalakan gas kompos, microwave, alat steamer, lalu ia berlari meninggalkan rumah megah itu. Ketika ia sudah cukup jauh, terdengar sebuah ledakan keras.
Edo dan Rina merasa bingung dengan kerumunan orang tak jauh dari rumah mereka, juga ada beberapa mobil pemadam kebakaran. Memang, dari jauh mereka melihat asap tebal membubung ke udara. Edo menghentikan mobilnya, mereka turun dan menerobos kerumunan.
"Ada apa bu?" tanya Rina entah kepada siapa, yang jelas banyak ibu-ibu disana, "eh, bu Rina. Itu bu, rumah ibu kebakaran!" sahut bu Ety,