* * *
 Januari 1996
Ia mengulurkan tangannya menembus rinai hujan di depannya, membiarkannya basah, merasakan sentuhan hujan di kulitnya yang terasa dingin.
"Kamu belum di jemput?"
Suara yang mulai ia kenali itu membuyarkan lamunannya menatapi rijai anak-anak hujan yang berlompatan di atas telapak tangannya, ia pun menarik tangannya kembali, mengibaskannya lalu mengusapkan pada rok merah yang ia kenakan. Menoleh pada anak lelaki yang baru masuk hari ini.
Arga, anak lelaki seusianya yang baru pindah dari kota lain. Di tangannya tergenggam payung, "mungkin nggak akan di jemput!" sahut Dila,
"Kenapa?"
"Ayah lagi di luar kota, lalu Bunda juga bekerja. Nggak ada orang di rumah, aku lupa bawa payung!"
"Kita pulang bareng aja yuk, payung aku kan lumayan besar, pasti muat buat kita berdua!" tawarnya, Dila sedikit menelengkan kepalanya sambil memutar bola matanya yang bulat, sedang menimbang tawaran Arga.
"Boleh!" sahutnya kemudian, Arga tersenyum. Arga pun segera mengembangkan payungnya lalu lebih mendekatkan diri ke sisi Dila dengan memayungi tubuh mereka berdua, Dila tersenyum padanya lalu keduanya pun berjalan di dalam hujan di bawah payung yang sama.