"Nggak, bayar dulu!"
"Xel.... Kita di lihatin banyak anak!"
"Biarin aja, peduli apa sama mereka." cueknya. Jesie mencoba meronta tapi tangannya malah terasa mau putus, tangan cowo itu kuat sekali.
"Xel, please lepasin gue!" pintanya.
"Gue bakal lepasin loe kalau loe mau gue anterin pulang!" tawarnya.
"Gue nggak mau!" tolaknya lagi.
"Oh, loe mau gue cium loe di sini!" godanya dengan senyum.
Jesie membulatkan biji matanya, ternganga. Axel memegangnya erat sekali, ia tak mungkin bisa lepas. Cowo ini bisa saja menariknya dan menciumnya langsung. Ih.... Jesie menggelengkan kepalanya.
"Ok, gue ikut loe!" katanya setuju.
Senyum Axel mengembang lebar, tapi ia masih menggegam tangan Jesie erat. Takut Jesie akan lari.
Ya ampun.....senyumnya manis sekali! Itu membuat Jesie mati kutu, yang tadinya mau marah jadi nggak bisa. Dan malah berhenti meronta, menatapnya dengan lembut. Mobil Antony berhenti di gerbang, ia berniat mau mengantar Jesie tapi ia malah melihat Axel sedang memegang tangan Jesie, dan keduanya bertatapan lembut. Axel tersenyum, senyum yang sudah lama sekali tak pernah Antony lihat sejak kematian Amanda. Hatinya memang perih tapi ia juga senang bisa melihat Axel tersenyum seperti itu lagi. Kini ia tahu Axel memang menyukai Jesie, dia menjailinya bukan karena iseng atau benci, tapi untuk mendapatkan perhatian gadis itu.
**********