Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Cinta yang Terlarang # 7 ; Kepercayaan yang Ternoda

19 September 2014   00:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:17 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Nggak, bayar dulu!"

"Xel.... Kita di lihatin banyak anak!"

"Biarin aja, peduli apa sama mereka." cueknya. Jesie mencoba meronta tapi tangannya malah terasa mau putus, tangan cowo itu kuat sekali.

"Xel, please lepasin gue!" pintanya.

"Gue bakal lepasin loe kalau loe mau gue anterin pulang!" tawarnya.

"Gue nggak mau!" tolaknya lagi.

"Oh, loe mau gue cium loe di sini!" godanya dengan senyum.

Jesie membulatkan biji matanya, ternganga. Axel memegangnya erat sekali, ia tak mungkin bisa lepas. Cowo ini bisa saja menariknya dan menciumnya langsung. Ih.... Jesie menggelengkan kepalanya.

"Ok, gue ikut loe!" katanya setuju.

Senyum Axel mengembang lebar, tapi ia masih menggegam tangan Jesie erat. Takut Jesie akan lari.


Ya ampun.....senyumnya manis sekali! Itu membuat Jesie mati kutu, yang tadinya mau marah jadi nggak bisa. Dan malah berhenti meronta, menatapnya dengan lembut. Mobil Antony berhenti di gerbang, ia berniat mau mengantar Jesie tapi ia malah melihat Axel sedang memegang tangan Jesie, dan keduanya bertatapan lembut. Axel tersenyum, senyum yang sudah lama sekali tak pernah Antony lihat sejak kematian Amanda. Hatinya memang perih tapi ia juga senang bisa melihat Axel tersenyum seperti itu lagi. Kini ia tahu Axel memang menyukai Jesie, dia menjailinya bukan karena iseng atau benci, tapi untuk mendapatkan perhatian gadis itu.


**********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun