Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Cinta yang Terlarang # 7 ; Kepercayaan yang Ternoda

19 September 2014   00:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:17 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Man, Manda...!" tangisnya.

Amanda masih bernafas, tapi sepertinya ia sudah tak mampu lagi bertahan. Ia mencoba membuka mulutnya untuk mengucap kata maaf sekali lagi buat Axel, tapi ia tak mengeluarkan suara sedikitpun. Dan....tubuhnya terkulai lemas, rohnya melepaskan diri dari jasadnya, seketika tubuhnya jadi dingin.

"Manda....Man...!" bisik Axel, tapi gadis itu sudah tak bernyawa lagi. Axel memeluknya erat dalam tangis.


Antony hanya diam terpaku, airmatanya mengalir deras. Itu kesalahannya, Amanda melompat pasti karena dirinya tak siap menikahinya dan malah berfikir untuk menggugurkan bayi itu. Lalu sekarang apa? Amanda memilih untuk mati demi rasa bersalahnya pada Axel.


*****


"Amanda...!" teriaknya bangkit dari sandaran kursi. Antony melihat sekeliling, ia masih di ruang komputer, dan untungnya tak ada seorang pun di sana. Nafasnya tampak tak teratur, keringat dingin membasahi tubuhnya.


Ia menyeka wajahnya lalu keluar dari ruang komputer.


Selesai jam olahraga untuk kelas Jesie, ia berjalan ke arah lokernya bersama Reta. Tapi ia terkejut karena dari luar lokernya nampak seperti basah. Ia pun maju dan membukanya. Alangkah terkejutnya ia melihat baju seragam dan sepatu gantinya basah kuyup dan bau comberan.


"Siapa yang ngelakuin ini?" desis Reta.

Apakah Axel....tapi...nggak mungkin, Tadi pagi setelah perkelahian itu....nggak mungkin Axel.


Jesie menutup kembali lokernya. Menggerutu. Dan beranjak pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun