Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Cinta yang Terlarang # 7 ; Kepercayaan yang Ternoda

19 September 2014   00:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:17 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Xel, maafin gue!" seru Antony menahan pukulan susulan Axel, Axel memandangnya dengan kecewa. Lalu pandangannya beralih ke Amanda. Dua orang yang paling ia sayangi dan ia percaya menusuknya dari belakang dengan cara yang kejam. Itu sangat menyakitkan. Axel menurunkan tinjunya.

"Gue nggak nyangka kalian tega sama gue!"


Amanda berdiri,

"Xel, maafin gue....!"

"Loe Ton, gue sangat percaya sama loe. Tapi apa....loe khianatin kepercayaan gue, loe tega!" geramnya.

"Xel, ini terjadi begitu aja. Gue juga nggak berfikir sebelumnya kalau gue dan Amanda bisa saling suka, dan....!"

"Kalian nggak saling suka, kalian itu cuma gila. Man...loe udah denger sendiri kan, Antony nggak mau nikahin loe!"

"Tapi Xel, anak ini anaknya bukan anak loe. Gue nggak mau loe nanggung aib yang nggak pernah loe lakuin!"

"Gue sayang banget sama loe, dan gue rela ngelakuin apapun. Termasuk nikajiin loe!" tegasnya. Mendengar itu airmata Amanda semakin deras, rasa bersalahnya terhadap Axel juga semakin dalam. Axel begitu mencintainya tapi ia malah selingkuh dengan sahabatnya. Lalu apa yang harus ia lakukan? Menyesal tidak akan berguna sekarang, ia telah mgkhianati cinta yang begitu tulus yang Axel berikan padanya. Amanda menghampiri Antony,

"Loe harus nikahin gue!"serunya memegang lengan Antony dan mengguncangnya, "Loe harus nikahin gue Ton, loe harus tanggung jawab!" serunya dalam tangis.


"Man...kita nggak harus nikah kalau bayi itu nggak ada. Nggak sekarang!" jawab Antony. Mendengar itu Amanda melepaskan pegangannya perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun