Kami berdua menoleh ke pintu apartemen 707 yang terbuka. Anak-anak muda disana rupanya yang bicara.
"Kerja apa kau selarut ini? Mengorbankan segalanya untuk mendapatkan uang?" Tanya namja yang sedang merokok di dalam sana.
"Itu bukan urusanmu."
"Kulihat tampangmu itu tak bisa bekerja. Kalaupun kau bekerja, kau tidak bisa menolong kondisi keluargamu yang seperti itu, hahaha..."
Apa-apaan ini? Kenapa mereka menertawakan Yingmin? Siapa yang bilang Yingmin tidak bisa bekerja? Apa kalian tidak tau dia penari yang hebat?
"Ayo, Yesung, kita tidak usah pedulikan mereka."
Yingmin tidak membalas mereka? Andaikan aku bisa bela diri, mereka pasti sudah kuhajar. Akhirnya kami sampai ke apartemen 710, Yingmin membuka pintu apartemen dengan kuncinya. Kukira apartemennya sudah gelap, tapi ternyata lampunya masih terang benderang.
"Onnie, kau pulang juga akhirnya. Ngapain saja sampai semalam ini?" Tanya seorang yeoja yang duduk di sofa dengan santainya.
Apartemen Yingmin mungkin luasnya hanya setengah dari apartemen kami, barang-barangnya banyak dan tidak teratur. Bisa kulihat apartemen ini setidaknya punya dua sampai tiga kamar-kamar kecil. Aku memperhatikan yeoja yang duduk di sofa sederhana, yang pastilah yeodongsaengnya Yingmin, karena wajah mereka mirip.
"Onnie baru pulang kerja."
"Kau mau kemana?"