Iya, gwaenchana. Kita keluar lagi deh lain kali. Selamat bekerja.
Fuiiiiih... aku kurang beruntung hari ini. Ya sudahlah, aku pergi cari makan dan jalan-jalan sendiri saja sampai malam baru pulang apartemen. Aku tidak mau diketawai Henry karena aku batal jalan dengan Manshi. Dari sini... ahh, aku tau beberapa resto enak tidak jauh letaknya. Aku kepingin makan steak dan teman-temannya nih. Naga-nagaku juga sudah mulai main orchestra nih...
"Eh? Shindong hyung!!!"
Aku menoleh untuk melihat darimana arah sumber suara yang memanggilku itu. Ada sosok cowok yang berlarian mengejarku, rambut pirangnya melambai-lambai terkena tiupan angin. Setelah mendekat, aku baru tau dia Kim Hyunjoong. Melihatnya lagi, aku jadi merasa Seoul kecil sekali.
"Hyung, sudah makan malam?" tanyanya sambil memamerkan senyumnya yang membuatnya makin tampan.
Jujur saja aku lega melihatnya lagi, setelah pertemuan terakhir kami, yang dia mabuk-mabukan sambil bawa mobil. Waktu itu aku sudah takut dia RIP. Tapi keadaannya yang sekarang cukup baik, setidaknya dia tidak mabuk.
"Belum. Tapi kau bukan mengajakku ikut lomba makan, kan?" tanyaku curiga.
"Tidak. Aku lagi makan di resto itu ketika melihat hyung lewat. Mau makan bersama?"
Aku melihat ke resto yang ditunjuknya. Hmm, resto itu lumayan enak, aku pernah coba.
"Boleh juga."
Begitulah aku terdampar untuk makan malam hari itu. Hyunjoong bilang dia akan traktir, jadi aku tidak ragu memuaskan naga-nagaku.