Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Kabut Tak Ada Pelangi

2 November 2019   18:06 Diperbarui: 2 November 2019   18:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com

Ayah menggendongku masuk ke rumah. Jika melihat, Ibu pasti khawatir dan ikut pula memarahi Deni.

"Riri jatuh sendiri, Yah. Bukan gara-gara Deni," belaku agar tak terjadi yang kutakuti.

"Kalau dia menjagamu baik-baik, kamu gak bakal jatuh. Dasar anak haram!"

"Anak haram itu apa, Yah?"

Ayah tak menjawab. Sekilas kulihat Deni menatap kepergian kami, seperti ada api di balik embun matanya.

Aku dan Deni menikmati hidangan dalam diam. Suasana seperti ini benar-benar kubenci, bagaimana nanti setelah kami menikah? Sungguh aku mencintainya. Apa yang harus kuperbuat sekarang?

"Sayang." Kugenggam tangannya saat Deni hendak menggapai gelas.

Ia melirik, masih dalam diam.

"Kita lupakan yang dulu, ya! Sumpah, aku menyesal untuk semuanya."

Deni tersenyum mengangguk. Tapi malam ini kami habiskan dalam kesunyian. Deni mengantarku pulang setelah selesai makan. Sedikit kecupan di bibir membuatku agak lega. Ia masih mencintaiku.

Hari itu sebenarnya cuaca biasa saja. Tidak ada petir, bahkan sekadar mendung pun tidak. Tapi hatiku kacau parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun