Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Cinta Mama Papaku

21 November 2018   19:09 Diperbarui: 21 November 2018   19:16 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku iri sama kamu, Ara. Bisa menghabiskan waktu liburmu dengan papa mamamu. Sedangkan aku? Sudah dijanjiin bertemu sabtu lalu pun, masih juga dibohongi. Padahal sudah lama sekali papa tak menemuiku. Aku tahu pasti ibu tiriku tak suka papa bertemu denganku. Makanya dia bikin cerita anaknya sakit."

"Bilang" ADIKKU" Obi.. Jangan bilang "ANAKNYA" . Kan dia anak ayahmu, jadi dia adikmu. Lagipula, Obi gak boleh curiga begitu, ah. Siapa tahu memang adikmu sakit."

Panjang lebar Ara menasihatiku. Tapi tetap, tak satu pun kata-katanya masuk ke otakku. Bagiku itu hanya sekedar hiburan belaka.

****

"Halo, anak mama apa kabar?" terdengar suara mama yang renyah di telepon genggamku.

Mama biasanya menelponku seminggu atau dua minggu sekali. Basa-basi menanyakan kabarku dan tante Meta.

Semenjak pindah ke kota Bristol, Inggris, baru sekali mama pulang ke Jakarta, sebulan setelah kepergian Nenek. Ya aku bilang hanya basa-basi karena aku tak yakin mama benar-benar mau tahu kabar tentangku. Dan sudah 3 tahun lebih menikah pun mama belum mau jujur tentang keberadaanku pada suaminya. Jadi apakah aku masih berharga bagi mama?

"Halo, anak mama.. Kok gak jawab pertanyaan Mama."

"Baik," jawabku dengan malas.

"Mama kangen sama Obi, Sayang."

Ahh... Lagi-lagi omonganbasi. Itu saja yang diucapkannya setiap menghubungi aku, tapi realisasinya nol besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun