Jack, sang eksekutor mulai mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan pedang yang sudah diangkatnya. Dia menganggukkan kepalanya kepada prajurit lainnya.
Sang prajurit pun memberi aba-aba,
“Satu… dua… ti….., “
Mulut Ruben komat-kamit seperti merapal sebuah doa. Matanya tetap terpejam.
“.. gaaaaa, “
Jack mengayunkan pedangnya kuat kuat ke arah tangan Ruben di atas meja eksekusi dan crassssss …...crassssssss
“Agghhhhhhhhhhhhh,” teriakan Ruben begitu panjang.
****
“Nak, Nak, … banguun, kamu mimpi, ya? “ Ruben tersentak saat seorang lelaki tua menggoyang-goyangkan bahunya. Lelaki itu berusaha membangunkan Ruben yang terlelap di sofa. Saudagar itu membuka matanya, bagai terbangun dari sebuah mimpi yang panjang. Spontan dia melihat ke dua tangannya.
Masih utuh.
Ruben menarik napas panjang, lega sekali rasanya mendapati kedua tangannya masih ada.