Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Fantasy) Sang Raja Negeri Anggora dan Si Pencuri

23 November 2016   20:02 Diperbarui: 24 November 2016   13:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jim kucing liar di Azerbaijan

Ah tak terkunci rupanya

Ruben melangkah masuk ke dalam pondok.

“Heloooo,  permisiiiiiii…, “

Tetap tak ada jawaban.  Ruben melihat sekeliling isi pondok,  tampak begitu nyaman.  Ada sofa coklat di ruang tamu yang dilengkapi dengan selimut tebal.  Sementara perapian di sudut ruangan membuat ruangan menjadi hangat.  Di atas meja makan dengan empat kursi yang melengkapi,  tampak sebuah teko alumnium  dan beberapa cangkir keramik. Ruben melangkah mendekati meja makan.  Dipegangnya gagang teko tersebut..  panas… Aroma jahe membelai hidungnya..  Tehjahe..  Ah nikmatnya.  Berarti ada orang yang menyiapkan minuman ini.  Tapi siapa?  Mengapa penghuni pondok ini pergi tanpa menutup pintu rumah?

Ruben menuangkan minuman panas itu ke dalam cangkir dan mengambil beberapa biskuit coklat serta sepotong cake strawberry yang tersedia di atas meja.

“Mudah-mudahan mereka tak marah karena aku lancang mengambil minuman dan makanan yang ada di atas meja”

Sesaat setelah menghangatkan diri dengan minuman teh jahe dan mengenyangkan perutnya,  tiba-tiba rasa kantuk menyerang Ruben.

Tak lama dia pun terlelap.

“Heiiiii,  Kamu,  masuk rumah tak meminta ijin.  Mengambil makanan seenaknya. Dasar pencuriiiiii, “ sesosok besar dengan badan berbulu lebat berdiri di depannya sambil berkacak pinggang.  

Ruben kaget melihat sosok yang ada di depannya,  seekor kucing lengkap dengan pakaian bak seorang prajurit. Badannya begitu besar dan tampak sangat kuat.  

Mulut Ruben menganga keheranan.  Matanya masih tak percaya.  Ada di negeri manakah dirinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun