Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Fantasy) Sang Raja Negeri Anggora dan Si Pencuri

23 November 2016   20:02 Diperbarui: 24 November 2016   13:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jim kucing liar di Azerbaijan

Raja Moreno duduk di Singgasana, tampak gagah dengan bulu abu-abunya  tertutup jubah panjang berbahan beludru dan berwarna biru. Di sampingnya, Ratu Sofhia yang cantik dengan mahkota bertahta tiara dan gaun berwarna pink menutupi bulu putihnya.  

“Kamu sudah siap menerima hukuman atas perbuatanmu?”

Ruben yang  tersungkur di lantai sangat ketakutan mendengar ucapan Raja Moreno yang sangat berwibawa.  

“Kenapa kamu diam saja.  Jawaaaaaaab!!

Prajurit istana yang berdiri di belakang ruben menendang tubuh pria itu.  

“Sa…  Sa… Saya mo.. mo.. mohon diampuni,  Tuan Raja.  Ka… ka.. kasihanilah a.. anak-anak saya, “

“Kasihan katamu? Kamu sendiri tak kasihan waktu memotong kaki bangsaku hanya karena mengambil ikan salmon di meja makan keluargamu?”

Ruben terkejut mendengar perkataan Raja Moreno.  Bagaimana Raja Negeri Anggora ini bisa tahu? Ruben memang pernah memotong dua kaki depan seekor kucing karena mencuri ikan yang baru saja dimasak istrinya.  Kejadian hampir tiga tahun yang lalu, yang dia dia pun sudah hampir lupa.  

“Padahal bangsaku itu hanya lapar.  Dia mempunyai anak anak yang harus disusui.  Tapi dengan kejamnya kamu potong. Tak ada belas kasihan sedikitpun padanya.”

Ruben menangis tersedu-sedu. Ingatannya melayang pada kejadian tiga tahun yang lalu. Dia sangat marah saat seekor kucing liar tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya dan mencuri ikan salmon yang disajikan istrinya di piring dengan kentang pure dan sayur wortel buncis. Lelaki itu  mengejar kucing tersebut.  Dan entah apa yang ada di benaknya,  saat terlintas pikiran jahat memotong kaki depan kucing malang tersebut lalu membuangnya di tempat sampah.  

Tiba-tiba Ruben menangis sesenggukan.  Rasa bersalah tiba-tiba menyerang hatinya. Penyesalan yang sangat besar begitu dirasakannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun