Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Supermom

4 September 2015   19:29 Diperbarui: 4 September 2015   19:29 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alan kembali putar leher melihat suasana sekelilingnya. Di sudut ruangan terpajang foto besar Hendarti Himawan dan Muhammad Anwar, presiden dan wakil presiden yang baru terpilih empat bulan lalu untuk masa bakti lima tahun ke depan. Alan menatap sejenak kedua foto itu dan lebih asyik mengamati koleksi lukisan Mama di dinding tepat di sebelah kanannya. Ia pernah mengatakan minatnya untuk menjadi kolektor lukisan langka. Lukisan-lukisan itu pasti menginspirasinya untuk mewujudjadikan niat itu.

“Kenapa nggak ngasih tahu mama kamu orang penting?” ia mengomel. “Aku pasti nggak bakalan dandan kayak orang lusuh begini…!”

“Oh, shut up! Itu juga udah bagus. Masa mau balik lagi ke apartemenmu cuman buat ganti baju?”

Seorang wanita muncul dari ruang dalam. Ia mengenakan rok terusan batik dengan kombinasi warna cokelat tua dan keemasan. Simpel tapi nampak anggun. Wajah cantiknya seperti hanya versi tua dariku kelak. Aku hanya berharap dua dekade lagi badanku juga masih tetap ramping ideal seperti itu.

“Hai, Sayang…!”

Aku salam cium tangan padanya, sebagaimana kebiasaan sejak kecil dulu waktu aku kelas I SD dan untuk pertama kalinya pergi seorang diri dari rumah menuju sekolah.

“Mama, ini Alan.”

Mama menyalami Alan.

“Oh, jadi ini ya Alan yang selalu diceritain Nana itu?”

Alan menerima jabat tangan Mama dengan wajah merah-hitam tak jelas.

“Kenalin, ini mama aku,” kataku. “But as I said earlier, jangan kagumi dia cuman sebatas profesinya saat ini!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun