Aku memejamkan mata, sesaat.
      "Plis, Dio. Jangan buat ini lebih rumit lagi."
Aku setengah memohon.
      "Oke. Aku kembali karena kamu. Karena ternyata Belanda gak memberiku apa-apa selain kesadaran bahwa aku gak bisa ngelupain kamu."
Aku menyerah.
      "Tapi ternyata kamu sudah punya Lasmi. Jadi aku menyerah."
      "Jangan, jangan menyerah."
Dio memajukan badannya lagi.
      "Menikahlah denganku..."
Aku menggeleng lemah.
"Lasmi pasti mengerti, karena dia tau bahwa aku sangat mencintaimu. Lasmi tau semua tentang kita. Jadi gak akan ada masalah kalaupun aku membatalkan pernikahan kami dan menikah sama kamu. Lasmi pasti mengerti."