Aku yang kembali untuk Dio, mencoba menebus kesalahanku karena meninggalkannya. Berharap dia masih setia dengan cintanya yang besar. Tapi ternyata ada Lasmi yang menggantikan posisiku.
Dio memundurkan badannya, bersandar pada punggung kursi. Rahangnya merapat. Sejenak hening di ruang kecil ini.
      "Aku menunggu kamu lebih dari dua tahun, Tania."
Dio membuka suara.
      "Dan aku akhirnya menyerah ketika menyadari kamu gak akan pernah kembali. Aku dengar dari Rosa kalau karir kamu bagus di Belanda. Dan kamu sedang dekat dengan teman kantormu, orang Belanda. Mana mungkin aku mengalahkan bule Belanda."
Aku menggeleng.
      "Kami cuman berteman."
Dio memiringkan wajahnya, seolah tidak percaya.
      "Dia mencintaiku, tapi aku gak."   Â
      "Karena kamu masih mencintaiku..."
Dio tidak sedang bertanya, tapi sedang membuat sebuah pernyataan tentang diriku.