"Satu bulan itu sebentar. Gak berasa bulan depan aku udah jadi Tuan Lasmi."
Lasmi... perempuan itu. Apa hebatnya dia dariku sehingga bisa merebut Dio?!
      "Selamat ya...", ucapku getir, bersembunyi di balik sebuah senyum manis.
Terima kasih pada kertas-kertas kerja yang membuatku mempunyai pengalihan pandangan. Padahal semuanya sudah selesai beberapa saat setelah Dio masuk.
      "Tapi satu bulan itu juga cukup untuk membuatku menjadi Tuan Tania..."
Reflek aku mengangkat wajah, menemui matanya yang menatapku tak berkedip. Tatapan teduh yang menghujam langsung ke jantungku.
      "Menikahlah denganku, Tania."
Wajahku menegang. Jalan darahku seakan tersendat-sendat menuju jantung. Hanya tinggal satu bulan lagi dia menjadi milik Lasmi dan sekarang dia memintaku untuk menikah dengannya?
Dio tidak mengubah ekspresi wajahnya, masih dengan keseriusan yang selama ini kukenal.
      "Kamu gila, Dio", ucapku tajam.
      "Gak, aku cukup waras untuk tau bahwa kamu juga masih mencintaiku."