Mohon tunggu...
Wanda Nuriza
Wanda Nuriza Mohon Tunggu... Lainnya - A student at Politeknik Negeri Bandung

Gadis simple yang hidupnya enjoy dan suka ngehalu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gadis di Ujung Penantian

25 Februari 2020   21:00 Diperbarui: 13 September 2020   07:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Teka-teki ini membuatku lelah. Ditambah tugas akhir semester yang belum juga selesai. Keputusanku untuk mundur dari seleksi Debate, pasti sangat mengecewakan banyak orang terutama pembimbingku, Miss Anna. Saat itu, aku benar-benar berada di titik terendah, terpuruk, pesimis, bahkan tak berdaya. Seluruh pikiran dan tenagaku rasanya terkuras habis! 

Komitmen

Suatu pagi, aku menerima pesan dari seseorang. Spontan langkahku terhenti saat hendak menuju kamar mandi. Aku mencoba untuk mencerna setiap kata yang tersurat di pesan itu.


"Persetujuan komitmen? Maksudnya?"


Selera humorku dari hari ke hari semakin menyusut sehingga aku langsung menganggapnya serius. Setelah kutanyakan kembali ternyata dia benar-benar tidak sedang bercanda. Kurasa, ini ada kaitannya dengan minggu kemarin.


Aku memang berniat pergi jalan-jalan bersama Anya ke Tempat Wisata Air Terjun. Itupun hanya berdua saja. Tapi karena alasan lain, kami jadi pergi berempat, aku, Anya, Chen, dan si Kakak misterius itu. Aku tahu ini ide gila, tapi aku merasa sudah mengenal mereka berdua (Chen dan si Kakak misterius). Sepertinya mereka orang baik-baik dan tentunya bukan penculik. Tapi sungguh, aku tidak menyangka akhirnya akan jadi seperti ini. Ia ingin membuat sebuah komitmen denganku.


"Apa?! Kamu serius Lun?" Sashi kaget hingga setengah berteriak.


Aku segera menaruh jari telunjukku tepat di depan mulutku sendiri, berharap ia tidak membocorkan hal ini.

Sashi mengangguk paham.


Aku merasa sedikit lega setelah menceritakan semuanya panjang lebar kepada Anya, Wati, dan Sashi. Di sisi lain, aku juga merasa gelisah bila dihadapkan dengan suatu hubungan yang tak berarah.



Menginjak semester tiga, krisis waktu semakin merajalela. Sedangkan dia? sudah lulus duluan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun