"Oke" jawabku singkat.
Pelaksanaan MOPD akhirnya selesai juga. Seluruh murid angkatanku, kini sudah resmi diterima di SMA negeri 42 Kepuh Kidul dan Senin depan adalah hari pertama kami sebagai anak kelas 1 SMA.Â
Selamat menempuh beban baru!
Penolakan
Bel sekolah berdenting nyaring. Aku berjalan terhuyung-huyung menuju kelas. Kulihat Anya sudah duduk di bangku paling depan dengan tangan melingkar di atas meja. Tanpa pikir panjang, aku segera duduk di sebelahnya.
Suasana kelas begitu hening hingga suara siswa menguap pun bisa terdengar. Meski sudah hampir satu minggu bertemu, kami masih saling jaim satu sama lain.
Beberapa menit kemudian, barulah ada anak yang berani angkat bicara, namanya Andini. Aku sudah kenal dia kemarin. Menurutku, dia tipikal cewek yang hiperaktif dan kreatif. Itu terlihat dari gerak-gerik tubuhnya.Â
Tuk.. Tuk.. Tuk.. !
"Assalamu'alaikum" ucap Bapak guru itu saat hendak masuk ke dalam kelas.
Dari bunyi sepatunya, kukira yang akan masuk adalah guru wanita, tapi ternyata malah sebaliknya. Berkemeja rapi, masih muda, sopan, ganteng pula. Dia mungkin salah satu guru honorer disini.
"Jadi, dia itu guru mata pelajaran apa?" tanyaku penasaran.
"Matematika" timpal seorang siswa cowok dibelakangku. Padahal, aku bertanya pada Anya yang jelas-jelas duduk bersamaku.