Mohon tunggu...
Wamin
Wamin Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Sosial

Moto Hadapi, Hayati, Nikmati Narator Tim Kreatif KARTA AYU TV, Specialist copywritting, Digital Marketing, pegiat media sosial, Organisatoris. Penulis buku Suara Adzan Ayah, Penulis dapat dikunjungi melalui Facebook Wamin Apriansyah dan Instagram Wamin_apriansyah "Menulislah dengan hati, Kelak kau akan akan mengerti, berapa banyak kenangan yang kau miliki, tanpa harus mengingat semuanya sudah tercatat"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KKN Fenomena RCTI (Rangda Cilik Turunan Indramayu)

7 Januari 2025   22:35 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok KKN Drunten Wetan Sumber : Arsip Pribadi

"bu boleh ngopi disini" bayu tanpa basa basi

"silahkan mas, mau kopi apa" ibu itu mempersilahkan

kami bertiga pun duduk did epan teras, sambil menunggu kopi hitam cap kapal api datang menghampiri mulut laki - laki yang suka gombal.

tak berselang lama, ibu itu datang dengan kopi di tangan "silahkan mas"

"bu sini aja sih temenin ngobrol kita mau tau tentang desa ini" kata kate

Mumpung ada anak perempuan meski kelihatnnya tidak seperti perempuan, payudara nya engga ada, tubuhnya engga tinggi, lubang hidungnya kecil, yah begitulah tak enak dipandang.

ibu itu pun duduk membersami dengan kita, obrolan panjang, lama - lama diperhatikan,  ucapan dan pembicaraan tidak seperti ibu - ibu berdaster pada umumnya, sama kaya kita mahasiswa yang masih kuliah, cara bicara, intonasi dan candaanya juga.

disela obrolan ke utara ke kanan, ke barat dan ketimur, alias ngalor ngidul, saya pun bertanya

"bu maaf, kalau boleh cerita kenapa hidunya sendirian saja" tanya saya

Dengan wajah santai ibu itu menjawab "jangan panggil bu, panggil saya nita, saya seumuran ko dengan kalian"

mendengar jawaban itu, kami berdiam kaget, ko bisa ada ibu warung yang seumuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun