nita pun melanjutkan ceritanya " jadi begini mas, sama aku juga pernah kuliah kaya kalian di bandung, bapa dan ibu saya sudah broken home sejak saya kecil, ruamah ini warisan dari nenek dan kakek, saat kuliah di bandung dengan berat hati saya meninggalkan mereka berdua, komunikasi dengan bapa hanya melalui via telfon. dengan ibu tidak pernah ketemu, ada kabar dari saudara di luar negeri".
"Memang fenomena seperti ini sering terjadi di indramayu".dalam hati saya berkata.
"sejak saya pergi kuliah ke bandung, saya hidup sendirian di kosn, saya aktif orangnya mudah bergaul dengan siapa saja. selama satu tahun kurang lebih satu semester, nenek meninggal, tak berselang lama nyusul kakek"
"sedih juga kisah hidupnya nya mba" lirih suara perempuan kate terdengar.
"terus aku merasa kebingungan hidup sendiri, tapi dulu aku masih punya pacar, yang sudah bekerja, sehingga beban hidup ada yang membantu, tapi lama - lama tidak kuat" dia pun terus menjelaskan dengan nada semakin pelan.
raut wajahnya, terlihat kesedihan yang mendalam "terus terus mba "Â bayu bertanya
"terus aku nyerah dengan kuliahku, aku berfikir untuk apa kuliah, tohh sudah tidak ada lagi harapan, membahagiakn kakek dan nenek, mereka sudah tidak ada. ayah ibu engga tau kemana. Sudahlah aku pun telfon ke ayah".
"aku bilang pada ayah, yah aku udah engga kuat kalau terus begini, untuk apa kuliah juga. tidak disangka jawaban orang tua, menambah luka yang dalam".
"emang ayah mba jawab apa?"Â kate kembali bertanya untuk meneruskan cerita
" kata ayah aku suruh nikah saja, biar ada yang memikirkan dan memeberikan nafkah, lagianj kamu sudah pacaran lama dengan ardi."
seketika nita mengalami sesak dada setelah mengingat peristiwa itu, keputusan ayanya yang membuat harus nanggung hidup sendirian seperti ini.