Rara masih menutup mata. Huh… Jumat sial. Kenapa gak henti-hentinya aku dibuat kesal sama orang yang sama. Pagi-pagi sudah dongkol, trus lihat pemandangan gak enak lagi,ketus Rara dalam hati, timbilan mataku besok.
“Sudah apa belum?” tanya Rara. Menutup mata dengan tangannya.
“Sudah!”
Bagaikan dua bocah sedang bermain lokam-lokaman.
Seandainya, iya. Revi kalah. Dia belum bersembunyi. Malah ketahuan di depan mata Rara.
Rara menghujam tajam ke arah Revi. Bersungut-sunggut. Bercampur rasa dongkol.
Rara terlupa ambil ikat rambut di tasnya. Kalau tak penting banget, pasti dia tak akan masuk kembali ke kelas, apalagi dalam keadaan begini pula.
Apes.
***
“Kau tadi gak lihat kan, Ra?” sambar Revi.
Miranda bingung yang berada di sebelah Rara. Dia lebih jelas dengar ucapan Revi dibanding Rara pura-pura tak mendengar dan acuh tak acuh.