"Disini banyak yang dapat menggantikan peranku Dewi. Â Ada ayah, Ki Ageng Gajah Alit. Ada Bibi Sekar Sari dan paman Handaka. Ada ki demang Sentika dan ada biksuni Kalyana Padmi." Jawab Sekar Arum.
"Biarlah Nini Dewi bermain-main denganku."tiba-tiba biksuni Kalyana Padmi bersuara.Â
"Itu Nyai Biksuni bersedia. Menggantikanku melatih dewi olah kanuragan." Kata Sekar Arum.
"Tapi ilmuku tak sehebat Nini Sekar Arum." Kata biksuni.
"Aku mau. Terus terang aku tertarik dengan ilmu kanuragan Nyai Biksuni. Persis bidadari yang sedang menari." Dewi Kilisuci spontan menanggapi.
"Yang wajahnya seperti bidadari itu nini dewi. Bukan aku yang sudah tua ini." Jawab biksuni.
"Meski tua Nyai masih cantik."jawab Dewi Kilisuci.
Semua yang duduk diamben bambu di ruangan itu tertawa. Sekar Arum mengangguk-anggukkan kepala, ternyata pengamatan sekilas Naga Wulung benar, bahwa gadis itu lebih condong menyukai gerakan-gerakan jurus kanuragan yang lembut gemulai. Barangkali karena telah lama ia menggeluti seni tari di istana Giriwana.
Ketika gadis pendekar itu menoleh kearah Naga Wulung duduk, pemuda itu kebetulan juga sedang memandanginya. Keduanya nampak tersenyum, seolah sepakat beban yang memberatinya untuk segera berangkat menjalankan tugas telah mereka lepaskan.
(Bersambung)
Catatan :