Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 60. Mimpi Seorang Biksuni

8 Desember 2024   18:19 Diperbarui: 8 Desember 2024   20:55 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertempuran itu demikian sengitnya. Saking serunya mereka tak menyadari kedatangan enam orang di atas lima ekor kuda di dekat arena mereka bertempur. Orang-orang berkuda itu terpesona dengan kelincahan  dan kegesitan wanita yang tengah dikeroyok enam  lelaki berpakaian petani itu.

*****

Hati Sekar Sari kian lama kian tak tahan. Tanpa izin Handaka calon suaminya ia segera melompat turun, menghunus pedang dari sarungnya dan melompat lari menuju ke  arena pertempuran. Kudanya ia tinggalkan begitu tanpa ditambatkan di sebuah pohon.

Handaka segera turun dari punggung kuda,  menangkap tali kendali kuda gadisnya dan menuntunnya bersama kuda miliknya. Setelah menambaatkan kuda-kuda itu ia menyusul Sekar Sari.

"Jangan ikut bertempur kakang Handaka. Biarlah kami wanita-wanita  ini yang membantunya." Teriak Sekar Arum.

Ia lantas turun pula dari punggung kuda. Setelah menurunkan Dewi Kilisuci dan menitipkan gadis itu kepada ayahnya, gadis pendekar itupun lari ke arena  pertempuran.

"Nyai sanak aku dipihakmu." Teriak Sekar Sari.

"Aku juga. Kita babat habis semua bedebah yang telah menghancurkan  istana Giriwana ini." Teriak Sekar Arum nimbrung.

Sebentar kemudian terjadi tiga lingkaran pertempuran. Tiga wanita  masing-masing menghadapi dua lelaki. Namun dua gadis itu memang bukan wanita sembarangan. Kemampuannya telah teruji dibeberapa arena pertempuran.

Biksuni itu nampak mengerutkan keningnya. Sambil  bertempur ia  memperhatikan setiap gerak ilmu kanuragan yang dimainkan dengan pedang rangkap oleh salah seorang gadis yang membantu nya.  Gerak ilmu kanuragan itu mengingatkan ia dengan wanita pendekar yang dikenalnya, Nyai Rukmini alias Si Walet Putih bersayap pedang. Ilmu gadis itu benar-benar sempurna, cepat keras dan ganas. Sebagaimana watak wanita yang diingatnya dalam pikiran.

"Apakah ia muridnya ?" Batinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun