Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 45 Para Gembong Tewas

13 Agustus 2024   23:40 Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:28 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

"Arum, jangan !!!" Terdengar teriakkan lelaki dari pinggir arena. Namun teriakkan itu tidak mampu menghentikan pedang yang sudah terlanjur bergerak.

"Craakkk" terdengar suara benda terpotong. Semua orang membelalakkan mata, leher Srigunting putus oleh pedang Sekar Arum.

Pendekar gunung Kendeng guru Gemak Sangklir itu nasibnya sama dengan muridnya. Ia mati oleh seorang gadis. Kepalanya lepas dari badannya yang ambruk ke tanah. Dua mata pada kepala yang menggelinding itu masih terbuka lebar, seolah tak yakin bahwa pedang di tangan gadis itu mengakhiri petualangannya.

Sekar Arum memandang jasad lawannya sebentar sambil memasukkan pedangnya ke sarungnya lagi. Sejenak kemudian ia melangkahkan kakinya keluar dari lingkaran prajurit dan pengawal yang tadi menyaksikannya bertempur. Entah kemana kaki gadis itu mengajaknya melangkah pergi.

Api batang padi telah padam. Malampun kembali gelap gulita. Hanya bintang-bintang di langit yang gemerlapan memancarkan sinarnya. Menjadi saksi abadi segala peristiwa di mayapada ini. Termasuk benturan kepentingan antar manusia.

(Bersambung)

  

 

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun