"Jangan panggil aku tuan. Kau sahabat Sari dan Arum, berarti juga sahabatku pula. Panggil aku Handaka."
"Baiklah jika itu keinginanmu aku turuti saja, Handaka." Kata Sembada sambil tersenyum.
Demikianlah malam itu mereka makan bersama. Mbok Darmi memasak dibantu dua gadis cantik yang ternyata putri seorang tumenggung. Karena perang mereka terpisah sangat lama, dan baru beberapa hari keduanya bertemu.
Sejak malam itu mereka berempat sering terlihat berkuda bersama di jalan-jalan Kademangan Maja Dhuwur. Kadang hanya nganglang dari dusun ke dusun. Namun sering kali mereka singgah untuk menyaksikan gladen rutin para pengawal atau remaja di salah satu dusun tertentu.
Sembada dan Sekar Arum semakin dikenal oleh penduduk kademangan Maja Dhuwur. Keduanya dianggap pasangan pendekar pilih tanding oleh semua warga kademangan itu.
Jalak Seta, lurah prajurit yang diperintahkan untuk meningkatkan kemampuan pengawal kademangan Maja Dhuwur, sering meminta Sembada untuk membantunya. Namun karena pengetahuan dan pengalamannya mengenai perang gelar masih sedikit, ia diminta untuk meningkatkan kemampuan olah kanuragan para pengawal saja.
Demikian pula Sekar Arum, ia diminta Sekar Sari untuk lebih mematangkan kemampuan olah kanuragan gadis-gadis yang tergabung dalam pasukan wanita Maja Dhuwur.
Gadis-gadis ini semula telah mendapat pembekalan dari Sekar Sari. Namun karena ilmu kanuragan yang dimiliki Sekar Sari telah tuntas ia tuangkan kepada gadis-gadis itu, ia merasa kesulitan untuk mengembangkannya lagi.
Beruntung adiknya datang. Sekar Sari mengakui adiknya jauh berilmu dari dirinya. Ia murid pendekar ternama Si Walet Putih Bersayap Pedang, juga sering diajak gurunya mengembara kemana-mana. Maka pengalamannya di dunia persilatan lebih tinggi darinya.
Sementara Sekar Sari sendiri akan menangani gadis-gadis remaja yang mereka himpun sebagai anggota baru. Â Memberikan dasar-dasar pengetahuan beladiri, untuk kelak dipergunakan ikut menjaga keselamatan kademangan mereka.
Di tangan Sekar Arum, gadis-gadis kademangan Maja Dhuwur yang bergabung dalam kelompok pasukan wanita itu agak terkejut dengan cara Sekar Arum melatih mereka. Ia lebih keras menggembleng gadis-gadis itu dengan ragam kegiatan yang cukup berat.