Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 38 Salah Paham (Cersil STN)

14 Juli 2024   09:50 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:47 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah dia sudah tahu bahwa aku yang dulu menata nadi dan sarafnya ? Karena dalam keadaan pingsan aku terpaksa menelanjanginya, agar aku bisa menyentuh aura energi tubuhnya, sehingga hawa sakti tapak naga angkasa dapat menata nadi dan sarafnya dengan baik ?."

Mendapat pikiran itu Sembada lantas melontarkan tubuhnya jauh ke belakang. Ilmu peringan tubuhnya yang sempurna menyebabkan ia melayang jauh.  Kemudian seperti kapuk kapas terbang ditinggalkan angin yang membawanya, dengan turun pelan kakinya mendarat di kepala penonton. 

Semua mata takjub menyaksikan pemandangan itu. Betapa Sembada benar-benar berilmu tinggi, pikir mereka.

Setelah terlepas dari libatan serangan Sekar Sari, Sembada  lantas pergi dari halaman kademangan, pulang ke rumah Mbok Darmi di Maja Legi . Tubuhnya menghilang ditelan gelapnya malam.

"Awas kau Sembada kalau bertemu lagi. Aku tidak akan memberimu ampun." Teriak Sekar Sari marah.

Sekar Arum keheranan atas sikap kakaknya. Sebegitu marah dia terhadap Sembada. Sehingga ia melibatnya dengan serangan-serangan yang sangat berbahaya.

Ia lantas menghampiri kakaknya yang masih menatap jauh mengarahkan pandangnya kepada Sembada yang jelas telah hilang tertutup gelap malam. Ia lantas merangkul kakaknya dan berusaha meredakan kemarahan mbok ayunya itu dengan tepukan-tepukan lembut di punggung Sekar Sari.

"Sudahlah kak jangan marah lagi. Semua penonton keheranan menyaksikan tingkah lakumu."

Sekar Sari menghirup nafas panjang. Ia baru sadar bahwa telah dilihat banyak orang. Agar tidak menimbulkan berbagai pertanyaan, iapun lantas menjelaskan duduk persoalan kenapa ia marah pada Sembada.

"Saudara-saudara maafkan aku. Aku telah melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan pertanyaan di hati kalian." Katanya. 

"Ketahuilah, bahwa Sembada sebenarnya bukan anak Mbok Darmi. Ia adalah anak Nyai Kenanga, emban pamomong kami berdua saat kami masih kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun