Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 34, Perang Tanding (Cersil STN)

2 Juli 2024   13:18 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:27 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Sembada, Singa Lodhaya tubuhnya terlempar jauh setelah puncak ilmunya membentur aji anak muda itu. Ia tak lagi dengan gesit dan lincah memutar tubuhnya saat melayang di udara. Seperti buah nangka yang jatuh dari pohonnya, ia tak mampu mengatur posisi tubuhnya saat jatuh di tanah.

Kini Singa Lodhaya masih telentang, bokongnya terasa sakit membentur batu padas. Namun segera ia berusaha bangkit kembali, meski iapun kemudian sempyongan pula. Ia menggeram sebentar, kemudian batuk-batuk. Saat meludah ia rasakan sesuatu yang asin. 

"Keparat. Anak itu mampu meremukkan isi dadaku." Bisiknya.

Pendekar tua itu menekam dadanya, seraya membalikkan badannya dan berusaha meninggalkan gelanggang.  Kemudian berjalan tersuruk-suruk masuk rimbunnya hutan yang hitam pekat tertutup malam.

Sekar Arum hendak mengejar hantu hutan Lodhaya itu. Namun gurunya segera mencegahnya.

"Akan pergi kemana kamu, Arum ?"

"Mengejar hantu itu guru. Aku ingin menghabisinya." Kata Arum.

"Aku tak pernah mengajarimu demikian. Menghabisi orang dalam keadaan tidak berdaya. Itu tindakan tidak ksatria."

"Ia lari karena tahu guru dan kakek Ardi di sini. Pasti ia takut kita keroyok."

"Tidak Arum. Ia mengalami luka dalam di dadanya. Kau sendiri menyaksikan tadi, setelah bangun dari jatuh ia menekam dadanya, batuk-batuk dan meludah. Lantas ia tersuruk-suruk meninggalkan gelanggang. Itu semua tanda bahwa ia mengalami cedera. Besar kemungkinan dadanya terluka bagian dalam." Kata Ki Ardi.

"Benar nduk. Tak elok kau mengejar dan menghabisi orang tak berdaya. Etak mah eunteuk bageur." kata Mang Ogel dengan bahasa Sundanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun