"Iyalah, aku tahu. Â Ketika tokoh-tokoh itu setengah mabuk, mereka tak menyadari aku mengintipnya dari atas atap." kata Mang Ogel.
"Pasti kau juga mengintip saat mereka bersenang-senang dengan wanita-wanita cantik itu" ki Ardi bergurau.
"Hehe andai kau di sana, aku pasti mengajakmu mengintip mereka." Jawab Mang Ogel sambil tertawa.
Pendekar cebol itupun segera pamit, dan sekejab kemudian melompat di kelamnya rimba yang mengelilingi padepokan Singa Lodhaya. Sementara Sembada dan kawan-kawannya melanjutkan perjalanan menuju goa persembunyian.
Esok harinya mereka sepakat untuk kembali. Sekar Arum memilih menemani Sembada pulang ke Kademangan Majadhuwur, dengan alasan ingin segera bertemu dengan saudara satu-satunya di sana. Sekar Sari.
"Ah, aku kira bukan itu saja pertimbanganmu." Kata gurunya.
"Aku sudah lama nggak ketemu Mbakyu Sekarsari, guru"
"Itu hanya alasan." Kata gurunya sambil melirik Sembada.
"Ahhh, guru selalu menggodaku." Kata Arum sambil mencubit lengan gurunya. Pipinya merona merah karena sedikit malu.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H