Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 29: Padepokan Lodhaya (Cersil STN)

13 Juni 2024   11:47 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tempat persembunyian, Sembada mendapat keterangan jika Padepokan Lodhaya akan menyelenggarakan pertemuan para sakti golongan hitam. Tokoh-tokoh golongan itu akan berkumpul di padepokan ini saat purnama naik bulan ini. Sebagian tokoh utama itu sudah datang, dan menghuni pesanggrahan yang telah dipersiapkan untuk masing masing perguruan.

"Kita tunggu pertemuan mereka, sebelum kita mengambil kembali payung keramat itu." Kata Ki Ardi.

"Apakah tidak terlambat Kek ? Mungkin penjagaannya akan semakin mereka rapatkan. Karena banyak tamu yang akan hadir." Kata Sekar Arum.

"Saat pertemuan itu barangkali benar, mereka akan lebih waspada. Karena di antara golongan hitam sendiri tidak sepenuhnya saling percaya" jawab Ki Ardi. "Baru jika semua tamu sudah pulang, penjagaan tentu mengendor." Sambungnya.

"Apalagi kau baru saja bikin gara-gara Arum. Kau lukai cantrik-cantrik padepokan itu. Tentu mereka berfikir, padepokan mereka telah diawasi mata mata. Mereka akan lebih waspada." Kata Nyai Rukmini.

"Aku marah guru, mereka melecehkanku."

"Itulah sebabnya, aku sering bilang, kau masih perlu belajar banyak bersabar. Agar nalarmu bisa kau gunakan untuk meninjau kemungkinan lebih jauh."

"Baik guru."jawab Arum sambil menundukkan kepala.

"Apakah Ki Ardi sudah tahu di mana pusaka itu disimpan ?" Tiba-tiba Sembada bertanya.

"Belum. Aku belum sempat berpikir tentang itu. Aku lebih tertarik dengan rencana pertemuan mereka. Pasti mereka akan membangun kesepakatan untuk melakukan sesuatu. Mereka mencuri payung keramat itu tentu dilandasi oleh pikiran, bahwa mereka kelak akan merebut kekuasaan. Untuk itu mereka perlu menyusun kekuatan, sekaligus mencari landasan untuk menopang kelangsungan kekuatan itu. Saat itulah yang membahayakan." Ki Ardi menjelaskan sikapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun