"Silahkan minum."
Akhirnya Ki Ardi dan guru Sekar Arumpun masuk pula ke kedai.
"Sepertinya kalian bukan hanya saudara seperguruan. Tapi diam diam kalian saling mencintai." Kata Nyai Rukmini, guru Sekar Arum.
"Ahhh, guru." respon Sekar Arum nampak merah mukanya.
Orang-orang yang berkerumun menyaksikan pertempuran di halaman itu akhirnya bubar. Sebentar saja halaman itu telah sepi. Ki Ardi akhirnya usul, agar Sembada ikut dulu ke tempat mereka menginap.
Setelah Sekar Arum membayar makanan yang ia makan sebelum datang enam cantrik padepokan Lodhaya ke kedai itu, empat orang itu bergegas mengayunkan langkah menuju sebuah goa tempat persembunyian mereka.
"Tempat ini aman. Jauh dari padepokan Lodhaya. Juga jauh dari pemukiman penduduk. Dari sini kami pergantian melakukan pengamatan." Kata Ki Ardi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI