Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 28: Desa Balitar (Cersil STN)

10 Juni 2024   15:25 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:35 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hahaha. Kenal juga baru beberapa saat ayah. Masa harus sejauh itu berfikir ?  Apalagi dia seorang pendekar."

"Memangnya kenapa dengan seorang pendekar ?"

"Aku ingin kelak hidup keluargaku tentram ayah. Tidak selalu dirundung rasa waswas. Seperti pagi tadi, saat ayah menjajagi ilmu kakang Sembada. Bahkan terdengar suara ledakan keras dari sanggar. Membuat aku gemetar."

Ki Wangsa Jaya merenung sejenak. Selama ini ia tidak mempedulikan perasaan anaknya. Ia sering melakukan kesukaannya bertanding olah kanuragan, meskipun itu dilakukan demi persahabatan. Setiap ada temannya berkunjung ia selalu lakukan kegiatan itu, sebagaimana saat jadi prajurit selalu gladen.

"Dalam jiwa pendekar sering kali tumbuh naluri berkelana, mengembara. Konon untuk mengabdikan diri demi keselamatan rakyat, kesejahteraan umat manusia. Memberantas kejahatan. Itulah sebabnya pendekar punya banyak musuh. Jika ia berhasil membunuh penjahat, ia boleh bangga, dielu elukan masyarakat. Tapi tanpa sadar ia menanam benih dendam di hati orang orang dekat bekas musuhnya yang terbunuh itu. Mungkin orang tuanya, saudaranya, temannya, saudara seperguruannya, atau entah siapa lagi. Suatu saat mereka bisa datang dan menantang bertarung. Tidak seperti ayah sekedar perkelahian persahabatan, tetapi perang tanding antara hidup dan mati. Sebagai wanita aku tidak ingin memasuki keadaan hidup semacam itu ayah."

"Terus suami yang bagaimana yang kamu inginkan ?"

"Seorang pemuda petani yang ulet mengolah lahannya dan tekun memelihara ternaknya. Pemuda begitu tak akan pernah meninggalkan rumah, ia terikat pekerjaannya. Kemungkinannya kecil punya musuh. Wanita yang jadi isterinya akan tenang hatinya tidak dirundung rasa waswas. Mereka akan hidup tentram ayah."

"Ternyata impian hidupmu berbeda jauh dengan impian hidup ayah.  Pikiran dan hati ayah masih terbelenggu oleh impian prajurit kecil saat muda. Bagi ayah keperwiraan dan kesaktian itu bekal utama mencapai kebahagiaan hidup. Dengan bekal itu derajatnya akan merangkak naik. Jika beruntung ia akan jadi punggawa kerajaan yang disegani."

"Apa karena itu ayah tertarik dengan Kakang Sembada untuk menjadikannya menantu ayah ?"

"Yah. Sembada memiliki semua syarat itu. Keperwiraan dan kesaktian. Ia juga dipercaya oleh Gusti Senopati Narotama untuk menyelesaikan tugas yang berat. Jika ia berhasil, tidak hanya disegani oleh banyak orang karena ia pendekar tangguh dan hebat, tetapi kelak ia pasti menduduki jabatan terhormat jika perjuangan Pangeran Erlangga berhasil."

"Ayah mimpi terlalu tinggi. Ada satu hal lagi yang menyebabkan aku sulit selalu dekat dengan Kakang Sembada, ayah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun