Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 26. Tunaikan Tugas (Cersil STN)

31 Mei 2024   10:09 Diperbarui: 2 Juni 2024   11:14 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah malamnya pamit kepada gurunya, serta adik-adik seperguruannya, pagi-pagi sekali Sembada berangkat tunaikan tugas.  Ia hela kudanya berlari pelan keluar halaman pedepokan, hingga melewati beberapa desa. Setelah masuk jalan bulakan, ia larikan kudanya seperti angin.

Ia ambil jalur jalan selatan. Kata gurunya jalan itu nanti akan langsung masuk daerah lereng Kelud sebelah selatan.  Setelah menyebrang Brantas, jika tidak berhenti di jalan, setengah hari ia akan sampai di desa Wates.

Di desa ini sebaiknya Sembada menitipkan kudanya. Gurunya punya seorang sahabat di desa ini, seorang saudagar kaya raya, bernama Wangsa Jaya, yang bisa dititipi kuda. Asal Sembada memperlihatkan sebuah benda yang dipinjamkan gurunya, sahabatnya tentu percaya.

Benda itu sebuah lencana. Terbuat dari logam perak. Berbentuk bintang dengan dua tombak saling menyilang. Garis tengahnya sepanjang garis tengah jeruk pecel.

"Itu lambang kesatuan prajurit. Aku dan dia dulu satu kesatuan dengannya."

"Baik guru benda ini aku bawa."

"Di sana kudamu aman. Sewaktu-waktu kau butuh lagi kuda itu, dengan cepat kau bisa mengambilnya."

Kini benda itu tersimpan dalam bungkusan kain, bersama beberapa pakaian dan bekal uang dari Senopati Narotama.

Sementara Sembada melarikan kudanya menuju daerah lereng Kelud sebelah selatan, di kademangan Majaduwur, demang Sentika mengumpulkan sebagian warganya. Iapun hendak tunaikan tugas yang disanggupinya dari Senopati Narotama. Membangun rumah Mbok Darmi, yang sudah dianggap berjasa, merawat Sembada selama ini.

Kesanggupan ki demang yang utama sebenarnya bukan karena tugas yang diberikan oleh senapati besar itu. Tetapi lebih karena sesuatu yang lebih mendalam mempengaruhi hatinya. Jika tidak karena kehadiran Sembada dalam perang di padang rumput dekat dengan dusun Wanaasri itu, dirinya bisa jadi korban.  Saat itu ia telah terluka, dan terus terdesak oleh keroyokan Gagak Ijo dan Landak Ireng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun