"Sendika ki demang. Perintah aku jalankan sebaik-baiknya. Jika hanya mengundang Sembada kenapa harus lewat jalan berliku seperti ini ki demang ?"Â
"Kali ini kewajibanmu hanya menjalankan perintah. Tidak boleh ada pertanyaan."
"Baik ki demang"
Sebuah rontal dimasukkan dalam bumbung, kemudian diserahkan kepada Sambaya. Pemimpin pengawal itu memasukkannya dalam saku celananya. Ia lantas pamit untuk segera jalankan perintah.
Sambaya melarikan kudanya seperti angin. Ia takut Sembada keburu pergi cari ikan di sungai atau kayu di hutan. Jika demikian pekerjaannya akan lebih sulit, butuh waktu untuk mencarinya.
Ketika Sambaya sampai di rumah Mbok Darmi, pintu rumah sudah tertutup. Dugaannya tidak meleset, Sambaya sudah pergi untuk keperluan satu dari dua kebiasaannya.Â
Namun beruntung bagi Sambaya, tetangga Mbok Darmi menghampirinya.
"Kau cari Sembadakah Sambaya ?"
"Benar paman. Ia ke sungai apa ke hutan paman ?"
"Kayu bakarnya menumpuk banyak sekali di belakang rumah. Aku yakin ia ke sungai mencari ikan."
"Iya ya paman terima kasih. Aku akan cari dia di sungai."