Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 18: Perang di Padang Ilalang (Cersil STN)

29 Maret 2024   08:05 Diperbarui: 2 Juni 2024   22:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penghubung itu terus memacu kudanya.  Sebentar kemudian ia telah sampai di depan regol balai kademangan.  Ia membelokkan kudanya memasuki regol itu dan melarikannya terus membelah alun alun halaman kademangan. Nampak bayangan hitam berdiri berderet berjajar di balai kademangan, membelakangi beberapa obor yang menyala terang.

Orang orang yang berdiri berjajar itu adalah para pimpinan pasukan pengawal kademangan Majaduwur.  Setelah mereka mendengar derap kaki seekor kuda segera mereka keluar dari pendapa dan berdiri berjajar di depan pendapa itu untuk menjemput berita apa yang telah berkembang.

Penghubung itu segera menarik tali kekang kudanya.  Kuda itu mendadak berdiri mengangkat kedua kaki depannya.  Setelah kaki itu kembali ketanah penghubung itu meloncat turun. Seorang pengawal bergegas meminta tali kuda itu, dan menyilahkan penghubung itu segera melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya.  Lelaki itu bergegas menghadap pimpinan pengawal.

"Panggah, berita apa yang kau bawa. Segera katakan "

"Baik ki demang.  Pasukan lawan telah keluar dari regol desa Sambirame. Saya kebetulan melihat langsung bersama telik sandi beberapa langkah dari regol itu"

"Seberapa besar kekuatan mereka."

"Jauh lebih besar dari pasukan yang dulu pernah menyerang kita, kira kira lima kali lebih besar. Ki Demang" jawab penghubung itu.

"Gila. Gagakijo memang gila.  Rupanya ia memang ingin merebut kademangan kita." Desah ki demang.

"Ketika kau kemari, sudahkah pasukan itu dipecah ? Sayap sayapnya sudah berpisah dengan induk pasukan ?." Tanya Sambaya pemimpin pengawal dusun Majalegi.

"Belum Sambaya.  Aku yakin mereka tidak akan memecah pasukan mereka. Pasukan itu bersama-ama akan masuk dusun Wanaasri. Melibas dusun itu dan memakainya sebagai pangkalan.  Barulah jika Wanaasri dapat direbut mereka akan menghadapi induk pasukan kita dari beberapa penjuru."

"Siapakah pimpinan pengawal yang bertugas di sana?" Tanya ki demang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun