Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 10 Bantu Si Lemah (Cersil STN)

21 Maret 2024   15:32 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:37 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembada melingkarkan cambuk di pinggangnya.  Iapun lantas mengambil tongkat bambunya.  Ia ingin segera sampai di rumah Kakek Narto.  Dengan ilmu peringan tubuhnya ia berlari.
Sekejab saja ia telah sampai di depan rumah Kakek Narto.  Orang tua itu sedang membakar ketela pohon di depan rumah, sambil menunggu kedatangan Sembada.

Tahu anak muda itu keringatnya deras sekali mengucur, segera kakek Narto mengambil kendhi di dapur.  Ia berikan kendhi itu kepada Sembada.  Sembada segera mengucurkan air dalam kendhi itu ke mulutnya.

"Dari mana angger sampai berkeringat bercucuran ?"

"Aku baru saja bertempur dengan anak buah Gagakijo.  Mereka mengeroyokku.  Semuanya enam orang."

"Enam orang ?  Dan angger tidak cedera apa-apa ?"

"Mereka melarikan diri.  Kecil juga nyalinya."

"Melarikan diri ?  Enam orang itu ?"  Tanya kakek Narto sambil geleng-geleng kepala.

"Kenapa mereka mengeroyok angger ?"

"Mereka mau minta kembali hadiah yang aku dapatkan memenangkan pertandingan di Sambirame."

"Angger ikut naik panggung ?"

"Iya Kek.  Aku menang, juara satu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun