Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 10 Bantu Si Lemah (Cersil STN)

21 Maret 2024   15:32 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:37 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergantian enam orang itu menyerang Sembada.  Dengan tongkat bambunya Sembada menghadang pedang yang menyerangnya.  Dengan cepatnya ia berputar-putar untuk menghalau pedang yang melayang ke tubuhnya.

Sebentar kemudian terjadi pertempuran yang dahsyat.  Ia segera menerapkan ilmu peringan tubuhnya untuk melawan keenam orang itu.  Namun anggota gerombolan Gagakijo itu memang orang-orang yang keras, mereka terlatih di medan pertempuran saat beraksi sebagai berandal.

Tetapi untuk mengalahkan Sembada membutuhkan waktu yang lama.  Bahkan anak itu mampu pula memberikan serangan balasan yang berbahaya.

Sembada berpikir untuk menakut-nakuti lawannya.  Ia akan menggunakan cambuknya dan menghajar keenam orang itu.  Segera ia lolos cambuk yang melingkar di pinggangnya.

Keenam orang lawannya terpana.  Mereka juga marah pemuda itu melawan mereka dengan hanya sehelai cambuk.  Namun begitu cambuk itu meledak, mereka terkejut.  Suara cambuk itu keras sekali seperti suara petir.

Tongkat bambu ia buang ke pinggir jalan.  Dengan cambuk ia melakukan perlawanan dengan keras dan cepat.  Cambuk itu meledak-ledak memekakkan telinga.  Sebentar saja satu-persatu lawannya telah tergores kulitnya dengan ujung cambuknya.

"Setan kau anak muda.  Dari mana kau dapatkan senjata itu.  Senjata setan."

"Hahaha, ini bukan senjata setan.  Tapi senjata pengusir setan."
Dengan lompatan-lompatan tinggi, kadang berjumpalitan di udara, Sembada membagikan lecutan cambuknya ke lawan-lawannya.  Mereka agak kebingungan melakukan perlawanan.  Pemuda itu ternyata memiliki ilmu jauh di atas mereka.  Jika dalam pertandingan adu ketangkasan ia memperlihatkan ilmunya, maka dalam sekejab ia sudah menang.

Sembada dengan keras mendesak lawan-lawannya.  Cambuknya berputar-putar menimbulkan dengung suara yang menggetarkan hati lawan-lawannya.  Ketika ia terayun sebuah goresan luka mewarnai kulit anak buah Gagakijo.

Akhirnya keenam orang itu memilih untuk kabur.  Sebelum salah satu dari mereka menjadi korban pertempuran itu, Trembolo segera bersuit.  Keenam orang itu meloncat mundur, berbalik badan dan lari sekencang-kencangnya.

Sembada memandangi mereka dengan mata redup.  Ternyata nyali anak buah Gagakijo hanya semenir.  Ia belum mengerahkan ilmunya sampai puncak, lawan-lawannya sudah kabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun